KALIMANTAN TIMUR,KANALINDONESIA.COM: Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI hadir di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Rabu (13/9/23), dalam undangan nya Kemenpora hadir dalam acara Sosialisasi Peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda di Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam acara yang di hadiri oleh para pemuda dari berbagai unsur FKP, HMI, Pelita Anak Negeri, Ikatan Pelajar NU, Ikatan Pelajar Muhammadyah, OSIS SMA/SMK, dan Organisasi Kepemudaan lain di Kabupaten Paser berlangsung di Hotel Kyriad Sadurengas, Tana Paser, Rabu kemarin (13/9) dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Provinsi Kalimantan Timur, Bahri, mewakili Kepala Dispora yang berhalangan hadir.
Mengawali paparan sosialisasinya, Staf Ahli Bidang Inovasi Kepemudaan dan Keolahragaan, Kemenpora, Yohan, menyampaikan bahwa menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 dan menghadapi bonus demografi perlu disiapkan Sumber Daya Manusia yang unggul, berbudaya, dan menguasai Iptek. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa, pemegang estafet kepemimpinan bangsa di masa mendatang harus ditingkatkan kapasitas dan kapabilitasnya agar berkualitas dan berdaya saing. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembangunan kepemudaan.
“Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan mengamanatkan bahwa pembangunan kepemudaan yang merupakan proses memfasilitasi segala hal yang berkaitan dengan kepemudaan diperlukan demi terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam kerangka NKRI,” Jelasnya, Yohan pada wartawan.
Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan kepemudaan di Indonesia. Salah satu tantangan kita saat ini, adalah capaian IPP yang masih rendah. Tahun 2022 saja, IPP kita masih di angka 55,33, sementara target RPJMN 2020-2024 adalah 57,67.
“Dibututuhkan kerja keras untuk mencapai target yang diharapkan, terlebih posisi Indonesia ASEAN masih menduduki peringkat 5 dari 10 negara,” lanjut Yohan.
Pembangunan Pemuda dalam Indeks Pembangunan Pemuda dipetakan dalam tiga lapisan dengan 15 Indikator dalam 5 Domain. Lapisan pertama terkait dengan pengembangan individu yang dipetakan dalam domain pendidikan dan domain kesehatan dan kesejahteraan. Pada lapisan ini pembangunan pemuda memastikan terpenuhinya layanan dasar pada pemuda untuk memastikan produktivitasnya. Pada lapisan selanjutnya pengembangan penghidupan pemuda diharapkan mendapat akses terhadap pekerjaan yang lebih baik, sehingga terpenuhi penghidupan yang sejahtera.
Pada lapisan ini dipetakan dalam domain lapangan dan kesempatan kerja. Pada lapisan terakhir, diharapkan pemuda dapat berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. Pada lapisan ini dipetakan dalam dua domain yaitu domain partisipasi dan kepemimpinan serta domain gender dan diskriminasi.
Tambah, Yohan Pemuda yang hadir diharapkan aktif menjadi subjek pembangunan, termasuk ikut menyosialisasikan pada sesama pemuda lainnya demi peningkatan indeks pembangunan pemuda.
“Dengan bersosialisasi, tentu banyak hal yang bisa kita dapat. Salah satunya solidaritas dan naluri kita dalam berpikir dan mengambil keputusan. Untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di Kaltim harus meningkatkan 5 domain yakni pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, kepemimpinan dan partisipasi pemuda, gender dan diskriminasi,” imbuhnya
kelima domain tersebut harus ada upaya bersama kepada semua stakeholder agar IPP di Kaltim dapat meningkat dengan melibatkan pemuda dalam pembangunan kepemudaan. Ditambah aktifnya pemuda dalam berpartisipasi di setiap kegiatan, baik kegiatan kepemudaan di desa atau kota dapat meningkatkan IPP Kaltim ke depannya.
Untuk meningkatkan IPP bisa melalui tiga stretagi, yaitu penguatan kapasitas kelembagaan dan koordinasi lintas sektor pelayanan sebagaimana amanat Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan, peningkatan partisipasi aktif sosial politik pemuda berbasis, serta pencegahan perilaku berisiko pada pemuda, termasuk pencegahan atas bahaya kekerasan, perundungan, intoleransi, penyalahgunaan NAPZA, minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit seksual lainnya.
Isu pemuda merupakan isu lintas sektor. Oleh karena itu, diperlukan sinkronisasi Pembangunan kepemudaan dan sinergi program/kegiatan antar kementerian/Lembaga, antar pusat dan daerah melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) dan Rencana Aksi Daerah sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2022, melalui penguatan pentaheliks, yaitu pemerintah/pemerintah daerah, swasta/pelaku usaha, akademisi, masyarakat, dan media.
“Harapan kita para pemuda harus aktif dalam berpartisipasi, di mana pemuda memiliki peran penting dalam proses pembangunan bangsa ke depan sebagai penerus bangsa. Dengan begitu, maka peningkatan indeks pembangunan pemuda bukan hal yang sulit dicapai,” tutupnya.
Dalam kegiatan ini, hadir juga Narasumber lainnya dari BPS Kaltim, Joko Affandy Alhuda dan Moderator Agus Epriyanto dari Dispora Kabupaten Paser.@tpa