Psikolog UNAIR Ulas Pengaruh Pertunangan Anak di Madura Terhadap Perkembangan Psikologis

- Editor

Sabtu, 27 April 2024 - 08:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Psikolog Keluarga dan Anak Unair, Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog

Psikolog Keluarga dan Anak Unair, Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog

SURABAYA, KANLINDONESIA.COM: Di tengah gemuruh modernisasi, segelintir masyarakat Madura masih memegang teguh nilai-nilai budaya dan tradisi. Salah satunya adalah tradisi abekalan, prosesi pertunangan melalui jalur perjodohan. Pasca viralnya video mengenai pertunangan anak usia dini atau bocil (istilah sekarang), kini Madura kembali menyulut perdebatan publik.

Tidak hanya menarik perhatian sosiolog, fenomena ini juga mendapatkan tanggapan dari Psikolog Keluarga dan Anak Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog.

Perkembangan Anak

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Prof Nurul menyampaikan bahwa, tradisi ini mulai tergerus seiring dengan perubahan budaya. Ia mengungkapkan bahwa, sebagian masyarakat Madura sudah mulai meninggalkan tradisi pertunangan anak usia dini. Menurut Prof Nurul, pergeseran itu menjadi titik terang terhadap peningkatan pendidikan dan kesejahteraan anak.

Prof Nurul menekankan pentingnya pemahaman orang tua terhadap tugasnya dalam menyokong perkembangan anak.

“Orang tua perlu memahami bahwa setiap usia perkembangan anak memiliki tugas yang berbeda. Anak di bawah usia enam tahun seharusnya lebih banyak mengeksplorasi hal yang berkaitan dengan perkembangan sensorik, motorik, dan kesiapan belajar,” bebernya kepada Unair News. Jumat, (26/4/2024).

Lebih lanjut, Psikolog UNAIR itu menyebut bahwa, usia tersebut adalah masa golden age untuk mengeksplorasi kemampuan dan minat mereka. Ia menyoroti bahwa, eksplorasi ini penting untuk membangun kemandirian dan minat sesuai bakat mereka hingga beranjak remaja.

Prof Nurul menyatakan bahwa, belum ada kepastian apakah tradisi ini menghambat anak-anak dalam menjalin hubungan sosial di sekolah. Yang mana, mereka belajar berkolaborasi dengan teman sebaya, baik laki-laki maupun perempuan.

Berita Terkait

Mengurai Benang Harapan dalam Tapis Jaminan Kesehatan: Antara Realita dan Asa
Nikmati Serunya Musim Liburan dengan Film Terbaik di Cinepolis Cinema Ponorogo
Meningkatkan Performa Atletik dengan Oksigen Hiperbarik
Diperkuat Gitaris Band Legend Voodoo, E.A.T Rilis Single “Menyala Abangku”
Kenneth Trevi Rilis Single “Nama Terbaik”, Ungkapkan Kasih Sayang Seorang Ibu
Sambut Liburan Sekolah, dengan Tayangan Paling Seru di Cinèpolis Cinemas
Setelah 7 Tahun Berkarier, Momochan Resmi Gantung Mikropon
Inspirasi dan Harapan dalam Survei Akreditasi Kiona Skin Clinic

Berita Terkait

Minggu, 21 Juli 2024 - 21:11 WIB

Mengurai Benang Harapan dalam Tapis Jaminan Kesehatan: Antara Realita dan Asa

Senin, 15 Juli 2024 - 21:27 WIB

Nikmati Serunya Musim Liburan dengan Film Terbaik di Cinepolis Cinema Ponorogo

Selasa, 9 Juli 2024 - 07:12 WIB

Meningkatkan Performa Atletik dengan Oksigen Hiperbarik

Jumat, 5 Juli 2024 - 20:03 WIB

Diperkuat Gitaris Band Legend Voodoo, E.A.T Rilis Single “Menyala Abangku”

Kamis, 4 Juli 2024 - 09:09 WIB

Kenneth Trevi Rilis Single “Nama Terbaik”, Ungkapkan Kasih Sayang Seorang Ibu

Minggu, 16 Juni 2024 - 19:45 WIB

Sambut Liburan Sekolah, dengan Tayangan Paling Seru di Cinèpolis Cinemas

Jumat, 14 Juni 2024 - 15:01 WIB

Setelah 7 Tahun Berkarier, Momochan Resmi Gantung Mikropon

Jumat, 14 Juni 2024 - 13:08 WIB

Inspirasi dan Harapan dalam Survei Akreditasi Kiona Skin Clinic

KANAL TERKINI