Psikolog UNAIR Ulas Pengaruh Pertunangan Anak di Madura Terhadap Perkembangan Psikologis

- Editor

Sabtu, 27 April 2024 - 08:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Psikolog Keluarga dan Anak Unair, Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog

Psikolog Keluarga dan Anak Unair, Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog

Pertimbangan Psikologis

Secara psikologis, Prof Nurul menyatakan bahwa, remaja mulai mempertimbangkan intimate relationship sejak menginjak usia remaja. Merujuk pada UU pernikahan, Prof Nurul menyebutkan bahwa, kematangan psikologis individu mulai terbentuk ketika memasuki usia dua puluhan.

“Dari segi perkembangan psikologis, seseorang mulai usia kita mulai berpikir untuk membangun hubungan komitmen saat memasuki usia dewasa awal. Bahkan dalam undang-undang pernikahan menyebutkan bahwa usia 19 tahun baru boleh menikah. Padahal individu baru memahami edukasi secara psikologis sekitar usia 20 tahun ke atas,” jelasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Prof Nurul juga meninjau bahwa, tradisi itu juga dapat memengaruhi kesehatan mental anak. Namun, belum dapat dipastikan seberapa jauh pengaruh tradisi ini terhadap kesehatan mental anak. Selain itu, ia menuturkan bahwa, terdapat peran faktor lainnya, seperti proses pembelajaran sosial, kesehatan mental dan fisik.

Lingkungan dan Pola Asuh Positif

Walaupun memiliki beberapa pertimbangan dalam tradisi ini, Prof Nurul menuturkan bahwa orang tua dan budaya tidak dapat disalahkan secara langsung. Ia menganggap bahwa, komunitas dan tokoh masyarakat berperan penting dalam memberikan edukasi dan pengaruh positif terhadap tradisi ini.

“Ada perjalanan panjang dan pertimbangan-pertimbangan yang akan berubah seiring dengan edukasi yang baik dan literasi yang positif. Selain itu, pendidikan dan literasi yang konstruktif lebih penting daripada sekedar menyalahkan,” paparnya.

Lebih lanjut, Prof Nurul merekomendasikan pendekatan edukasi melalui lingkungan dan pola asuh yang konstruktif bagi perkembangan anak-anak.

“Stimulasi dan perlakuan yang diberikan oleh lingkungan akan berdampak pada perilaku anak. Apapun treatment pola asuh orang tua diharapkan dapat memberikan support positif untuk perkembangan anak,” sebutnya. (ari)

Berita Terkait

Mengurai Benang Harapan dalam Tapis Jaminan Kesehatan: Antara Realita dan Asa
Nikmati Serunya Musim Liburan dengan Film Terbaik di Cinepolis Cinema Ponorogo
Meningkatkan Performa Atletik dengan Oksigen Hiperbarik
Diperkuat Gitaris Band Legend Voodoo, E.A.T Rilis Single “Menyala Abangku”
Kenneth Trevi Rilis Single “Nama Terbaik”, Ungkapkan Kasih Sayang Seorang Ibu
Sambut Liburan Sekolah, dengan Tayangan Paling Seru di Cinèpolis Cinemas
Setelah 7 Tahun Berkarier, Momochan Resmi Gantung Mikropon
Inspirasi dan Harapan dalam Survei Akreditasi Kiona Skin Clinic

Berita Terkait

Minggu, 21 Juli 2024 - 21:11 WIB

Mengurai Benang Harapan dalam Tapis Jaminan Kesehatan: Antara Realita dan Asa

Senin, 15 Juli 2024 - 21:27 WIB

Nikmati Serunya Musim Liburan dengan Film Terbaik di Cinepolis Cinema Ponorogo

Selasa, 9 Juli 2024 - 07:12 WIB

Meningkatkan Performa Atletik dengan Oksigen Hiperbarik

Jumat, 5 Juli 2024 - 20:03 WIB

Diperkuat Gitaris Band Legend Voodoo, E.A.T Rilis Single “Menyala Abangku”

Kamis, 4 Juli 2024 - 09:09 WIB

Kenneth Trevi Rilis Single “Nama Terbaik”, Ungkapkan Kasih Sayang Seorang Ibu

Minggu, 16 Juni 2024 - 19:45 WIB

Sambut Liburan Sekolah, dengan Tayangan Paling Seru di Cinèpolis Cinemas

Jumat, 14 Juni 2024 - 15:01 WIB

Setelah 7 Tahun Berkarier, Momochan Resmi Gantung Mikropon

Jumat, 14 Juni 2024 - 13:08 WIB

Inspirasi dan Harapan dalam Survei Akreditasi Kiona Skin Clinic

KANAL TERKINI