Percepat Persiapan Pemasangan EWS, BNPB Intensifkan Koordinasi Lintas Sektor di Sumatra Barat

- Editor

Senin, 10 Juni 2024 - 10:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PADANG, KANALINDONESIA.COM: BNPB melakukan pertemuan koordinasi untuk mempersiapkan pemasangan sistem peringan dini atau _early warning system_ (EWS). Ini bertujuan untuk mengantisipasi dampak bencana banjir lahar dingin pascaerupsi Gunung Marapi yang terletak di perbatasan Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).

Pada rapat pertemuan ini, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati menyampaikan bahwa peringatan dini ini bentuk komitmen pusat terhadap tiga kabupaten yang dilanda banjir lahar dingin pada 11 Mei 2024 lalu. Ketiga wilayah terdampak bencana tersebut di antaranya Kabupaten Padang Panjang, Agam dan Tanah Datar. Raditya berharap, pemerintah provinsi dan kabupaten serta partisipasi masyarakat turut andil dalam pemasangan maupun pemeliharaan instrumen peringatan dini.

“Tantangan selanjutnya bagaimana sistem peringatan dini ini dapat mendorong adanya _early action_ di tengah masyarakat,” ujar Raditya Jati, Minggu (9/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemasangan perangkat peringatan dini ini diharapkan dapat menjadi contoh kasus yang baik. Menurutnya, modalitas yang dimiliki masyarakat setempat telah ada sehingga ini dapat membantu untuk memahami peringatan dini dan mereka mampu melakukan aksi dini untuk merespon peringatan dini tersebut.

Sementara itu, Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Udrekh mengatakan, pemasangan instrumen peringatan dini sangat penting untuk mengantisipasi potensi yang masih akan terjadi di wilayah terdampak saat ini. Menurutnya masih ada sekitar 700 ribu m3 material vulkanik pascaerupsi Gunung Marapi.

Sistem peringatan dini ini akan mengintegrasikan informasi cuaca, informasi aktivitas gunung api, informasi getaran dan sensor cuaca. Berbagai informasi tersebut akan memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan untuk kesiapsiagaan maupun langkah mitigasi terhadap potensi dampak bencana.

Udrekh bersama tim dan dukungan BPBD Provinsi Sumbar akan melakukan survei sebagai langkah awal kegiatan pemasangan alat peringatan dini. Pihaknya telah mendapatkan data dan informasi spasial kondisi pascabencana lahar dingin. Ia menambahkan, ini akan membantu tim untuk menentukan titik perangkat sebagai bagian dari sistem peringatan dini.

Selanjutnya, Udrekh menekankan juga pada aspek masyarakat setempat. Sistem peringatan dini tidak sebatas pada perangkat atau fasilitas teknologi yang digunakan, tetapi juga sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat penerima manfaat.

Hal tersebut bertujuan agar warga paham dan melakukan aksi dini apabila mendengar bunyi sirine peringatan dini. Di samping itu, sosialisasi juga membuat mereka turut merawatnya sehingga keberlanjutan fungsi perangkat dapat terjaga.

Pertemuan persiapan dihadiri Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumbar dan jajaran, serta perwakilan personel dari direktorat di lingkugan BNPB dan Tatonas. Sedangkan pada rencana survei, Udrekah menyampaikan langkah-langkah yang akan dilakukan, di antaranya waktu pelaksanaan kegiatan masih pada rentang transisi darurat, penentuan titik sensor dan sirine, serta koordinasi dengan para pemangku kepentingan.

Hari ini, Senin (10/6) Deputi Bidang Sistem dan Strategi dan Deputi Bidang Pencegahan BNPB akan bertemu dengan Gubernur Sumbar, khususnya menyampaikan persiapan pemasangan peringatan dini. Kehadiran dan pertemuan bersama gubernur ini sebagai bentuk komitmen kuat dan harapan adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat.

Terkait dengan bencana banjir lahar dingin di beberapa kabupaten, data BNPB per 29 Mei 2024 mencatat korban meninggal dunia sebanyak 63 orang dan 10 lain dinyatakan hilang. Operasi pencarian pun telah dihentikan oleh tim SAR gabungan pada 8 Juni 2024 lalu. Sedangkan total kerusakan pada sektor pemukiman mencapai 503 unit, dengan rincian rusak berat 126, rusak sedang 43 dan rusak ringan 334.

Berita Terkait

Banjir OKU, Pencarian Satu Korban Hilang Dihentikan
Erupsi Gunung Marapi, Status Level III
Kantor BPN Musi Banyuasin Tidak Lagi Terima Tamu, Sertipikat Sudah Diterbitkan Secara Elektronik
Diterjang Banjir dan Longsor, Satu Warga Tanggamus Dinyatakan Hilang
Pj Bupati OKI Bersama Pj Ketua TP PKK OKI Jenguk Korban Kecelakaan Bus Studi Tour Asal SDN OKU Timur
Kecelakaan Bus Study Tour SDN dari OKU, Dua Meninggal dan Puluhan Luka-luka
Nasrun Umar, Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir Lawang Kidul
Erupsi Kawah Nirwana Lampung Barat
Tag :

Berita Terkait

Senin, 10 Juni 2024 - 10:59 WIB

Percepat Persiapan Pemasangan EWS, BNPB Intensifkan Koordinasi Lintas Sektor di Sumatra Barat

Sabtu, 1 Juni 2024 - 10:45 WIB

Banjir OKU, Pencarian Satu Korban Hilang Dihentikan

Kamis, 30 Mei 2024 - 23:32 WIB

Erupsi Gunung Marapi, Status Level III

Kamis, 30 Mei 2024 - 13:32 WIB

Kantor BPN Musi Banyuasin Tidak Lagi Terima Tamu, Sertipikat Sudah Diterbitkan Secara Elektronik

Minggu, 26 Mei 2024 - 15:53 WIB

Diterjang Banjir dan Longsor, Satu Warga Tanggamus Dinyatakan Hilang

Sabtu, 25 Mei 2024 - 14:55 WIB

Pj Bupati OKI Bersama Pj Ketua TP PKK OKI Jenguk Korban Kecelakaan Bus Studi Tour Asal SDN OKU Timur

Sabtu, 25 Mei 2024 - 11:02 WIB

Kecelakaan Bus Study Tour SDN dari OKU, Dua Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Jumat, 24 Mei 2024 - 21:49 WIB

Nasrun Umar, Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir Lawang Kidul

KANAL TERKINI