Jejak Heroik di Teluk Cirebon: Penyelaman Sejarah KRI Gajah Mada dan Joy Sailing dalam Hari Dharma Samudera 2025

CIREBON, KANALINDONESIA.COM – Dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera 2025, TNI Angkatan Laut (TNI AL) menggelar penyelaman sejarah bangkai kapal perang KRI Gajah Mada di perairan Cirebon, yang dikenal sebagai Wreckship Historical Dive, serta kegiatan Joy Sailing di Dermaga Pelita, Pelabuhan Cirebon, Senin (20/1/2025).
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal), Laksamana Madya (Laksdya) TNI Erwin S. Aldedharma, didampingi Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon Drs. H. Agus Mulyadi. Dalam pelepasan peserta penyelaman dan pelayaran, Wakasal juga menyematkan brevet selam kepada beberapa tokoh, termasuk Ketua DPRD Kota Cirebon Andre Sulistyo dan sejumlah pejabat lainnya.
Sejarah dan Heroisme KRI Gajah Mada
Laksdya TNI Erwin S. Aldedharma mengungkapkan peran penting Cirebon dalam sejarah Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) sejak masa revolusi kemerdekaan.
“ALRI Pangkalan III Cirebon berhasil membangun eskader kapal perang yang mengawali tradisi penomoran dan penamaan kapal perang, termasuk menjadikan KRI Gajah Mada sebagai flagship. Kapal ini tenggelam dalam pertempuran heroik di Teluk Cirebon pada 5 Januari 1947, bersama komandannya, Letnan Satu Pelaut Samadikun,” jelasnya.
Dari aspek operasional, ALRI Cirebon berhasil melaksanakan berbagai misi penting, seperti pengamanan diplomasi beras RI ke India (1946) dan perundingan Linggarjati, yang menegaskan kedaulatan wilayah laut sejauh tiga mil dari garis pantai.
“Keberanian prajurit ALRI terbukti saat mereka mengepung kapal korvet Belanda HRMS Morotai pada Januari 1947 dan menghadang destroyer HRMS Kortenaer dalam Pertempuran Teluk Cirebon. Heroisme ini menjadi bukti ketangguhan TNI AL meski dengan keterbatasan alutsista,” tegas Laksdya Erwin.
Penyelaman dan Penelitian Sejarah
Menurut Wakasal, bangkai KRI Gajah Mada menjadi artefak penting pertempuran laut Indonesia, bersama KRI Harimau yang kini tersimpan di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Jakarta.
“Kegiatan penyelaman sejarah ini bagian dari upaya riset TNI AL untuk menanamkan kesadaran sejarah dan nasionalisme bagi generasi muda,” tambahnya.
Penyelaman menuju lokasi tenggelamnya KRI Gajah Mada, yang berjarak tiga mil laut dari Pelabuhan Cirebon, dilakukan menggunakan KRI Barracuda dan KRI Kapitan Pattimura.
Bakti Sosial dan Program Pemerintah
Selain penyelaman, rangkaian Hari Dharma Samudera juga meliputi kegiatan sosial di Pelabuhan Kejawanan, Kota Cirebon. Di antaranya, operasi bedah rumah, pemeriksaan kesehatan gratis untuk 250 warga, dan pembagian ratusan paket sembako.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga digelar, melibatkan 300 pelajar SD dan 50 ibu hamil serta menyusui. Menu bergizi yang disajikan meliputi nasi putih, sayur capcay, ayam teriyaki, tahu goreng, dan buah semangka.
Melalui peringatan ini, TNI AL tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga berkontribusi langsung kepada masyarakat, menegaskan peran ganda TNI AL sebagai penjaga kedaulatan dan mitra pembangunan bangsa.