Gagal Daftar SNPMB, Puluhan Siswa SMAN 7 Kota Cirebon Gelar Aksi Protes

- Editor

Senin, 3 Februari 2025 - 23:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Siswa-siswi Kelas 12 SMAN 7 Cirebon berkumpul di aula meminta pertanggungjawaban pihak sekolah.

Siswa-siswi Kelas 12 SMAN 7 Cirebon berkumpul di aula meminta pertanggungjawaban pihak sekolah.

CIREBON, KANALINDONESIA.COM – Seratusan siswa-siswi kelas 12 SMAN 7 Kota Cirebon menggelar aksi protes di lingkungan sekolah pada Senin (3/2/2025). Mereka kecewa dan geram setelah mengetahui bahwa pihak sekolah lalai mendaftarkan mereka dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025.

Kekecewaan ini memuncak setelah para siswa menyadari bahwa nama mereka tidak terdaftar dalam sistem SNPMB akibat keterlambatan administrasi. Mereka menilai kelalaian ini telah mengancam masa depan mereka, mengingat SNPMB merupakan jalur penting untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri.

Dalam pertemuan yang digelar antara siswa dan pihak sekolah, Staf Kesiswaan SMAN 7 Kota Cirebon, Rachma Sari, mengakui adanya keterlambatan dalam proses pendaftaran. Ia berdalih bahwa finalisasi data siswa sempat tertunda akibat adanya perubahan jumlah peserta, terutama dari jurusan IPS.

“Kami sedang menyelesaikan data siswa yang mengundurkan diri, sekitar 30 orang dari jurusan IPS. Akibatnya, proses finalisasi menjadi tertunda. Kami sudah berusaha menghubungi panitia SNPMB setelah batas waktu pendaftaran, tapi ternyata sistem sudah ditutup,” ujar Rachma.

Namun, penjelasan tersebut tidak cukup meredakan kekecewaan para siswa. Meski pihak sekolah mengklaim telah mencoba mencari solusi dengan menghubungi call center SNPMB dan bahkan mengirim perwakilan ke Jakarta, hasilnya tetap nihil. Hingga kini, belum ada kepastian apakah para siswa yang terdampak masih memiliki kesempatan untuk mengikuti seleksi tersebut.

Ketidakpuasan siswa semakin memuncak setelah pertemuan tersebut tidak menghasilkan solusi konkret. Mereka pun meninggalkan ruang pertemuan dengan wajah penuh kekecewaan.

Sejumlah orang tua siswa juga angkat bicara, menyesalkan kelalaian sekolah yang berdampak besar pada masa depan anak-anak mereka. Mereka berharap ada langkah serius yang diambil pihak sekolah untuk memperbaiki situasi ini.

Salah satu siswa 12, sebut saja Bunga, mengungkapkan kekecewaannya terkait sikap sekolah yang dinilai tidak bertanggung jawab atas kesalahan administratif yang seharusnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah.

“Kami sudah memenuhi semua kewajiban, seperti mengumpulkan rapor dan dokumen lain, tapi hasilnya nihil. Pihak sekolah terkesan lepas tangan tanpa ada tindakan tegas. Kami butuh kepastian, bukan sekadar janji atau kata-kata penenang,” ucapnya.

Tak hanya itu, Bunga juga mengeluhkan kewajiban membeli LKS di sekolah dengan harga yang dianggap tidak wajar.

Menurutnya, harga LKS di sekolah bisa mencapai Rp20.000 hingga Rp25.000 per buku, sementara di platform online, buku serupa hanya seharga Rp8.000.

“Kami pernah ditegur dengan kata-kata kasar hanya karena membeli LKS secara online. Kami bahkan disebut ‘pengkhianat sekolah’ karena tidak membeli di sekolah. Padahal, fungsinya sama saja,” tambahnya.

Permasalahan lain yang disorot adalah dugaan pungutan liar. Siswa mengaku masih dibebani biaya SPP meski sekolah berstatus negeri.

Selain itu, mereka juga dikenakan berbagai tagihan saat awal masuk sekolah, termasuk uang gedung sebesar Rp6,4 juta, uang seragam Rp2,1 juta, dan SPP sebesar Rp2,4 juta per tahun.

“Fasilitas yang kami terima tidak sebanding dengan uang yang kami keluarkan. Setiap naik kelas, harga LKS semakin mahal. Terakhir, untuk kelas 12, kami harus membayar Rp300.000 untuk satu set LKS,” Pungkasnya.

Sementara itu, para orang tua siswa mendesak dinas pendidikan setempat untuk turun tangan dan melakukan investigasi terkait dugaan pelanggaran yang terjadi di sekolah tersebut.

Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com

Berita Terkait

Gelar Yatiman dan Khotmil Qur’an, Khofifah Sampaikan Kongres XVIII Muslimat NU Besok Insya Allah Akan Dihadiri Presiden Prabowo dan Wapres Gibran
Sosialisasi Badan Gizi Nasional Bersama Mitra Kerja DPR Guna Mewujudkan Gizi Berkualitas untuk Generasi Sehat Indonesia di Surabaya
Jadi Inspirator Program Ekonomi Biru, Kasad Terima BOD Award
Penanggulangan Stunting di Kota Cirebon
Selamat Hari Pers Nasional. Ini Makna HPN Dimata Anggota DPRD Kota Cirebon, Rinna Suryanti
HPN 2025, Pesan Khofifah Bagi Insan Pers: Bagikan Pesan Edukatif- Produktif Tentang Ketahanan Pangan Bagi Masyarakat
Sambut Arus Mudik Lebaran 2025, Astra Tol Cipali Tingkatkan Kualitas Jalan Disejumlah Titik
Kejuaraan Taekwondo Bupati Piala Bupati 2025 Sukses. Pengcab TI Kabupaten Cirebon Jaring Bibit Muda

Berita Terkait

Minggu, 9 Februari 2025 - 23:19 WIB

Gelar Yatiman dan Khotmil Qur’an, Khofifah Sampaikan Kongres XVIII Muslimat NU Besok Insya Allah Akan Dihadiri Presiden Prabowo dan Wapres Gibran

Minggu, 9 Februari 2025 - 19:59 WIB

Sosialisasi Badan Gizi Nasional Bersama Mitra Kerja DPR Guna Mewujudkan Gizi Berkualitas untuk Generasi Sehat Indonesia di Surabaya

Minggu, 9 Februari 2025 - 17:31 WIB

Jadi Inspirator Program Ekonomi Biru, Kasad Terima BOD Award

Minggu, 9 Februari 2025 - 14:38 WIB

Penanggulangan Stunting di Kota Cirebon

Minggu, 9 Februari 2025 - 09:54 WIB

HPN 2025, Pesan Khofifah Bagi Insan Pers: Bagikan Pesan Edukatif- Produktif Tentang Ketahanan Pangan Bagi Masyarakat

Minggu, 9 Februari 2025 - 00:32 WIB

Sambut Arus Mudik Lebaran 2025, Astra Tol Cipali Tingkatkan Kualitas Jalan Disejumlah Titik

Sabtu, 8 Februari 2025 - 22:50 WIB

Kejuaraan Taekwondo Bupati Piala Bupati 2025 Sukses. Pengcab TI Kabupaten Cirebon Jaring Bibit Muda

Sabtu, 8 Februari 2025 - 22:11 WIB

Pemprov DKI Ingatkan Warga Jakarta Manfaatkan Program Cek Pemeriksaan Gratis di Jakarta

KANAL TERKINI

https://cirebonkota.go.id/stunting/

DAERAH

Penanggulangan Stunting di Kota Cirebon

Minggu, 9 Feb 2025 - 14:38 WIB