Dinas Perdagkum Ponorogo Apresiasi Workshop Branding Fesyen, Harapkan Bantuan UMKM Berlanjut
PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Perdagkum) Kabupaten Ponorogo menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas penyelenggaraan workshop branding subsektor fesyen yang diadakan oleh Kementrian Ekonomi Kreatif (Ekraf) bekerjasama dengan anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Novita Handini. Acara yang berlangsung di Hall Hotel Mahesa Ponorogo pada hari Sabtu,(13/12/ 2025), ini diharapkan membawa berkah bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sri Rohani, Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Perdagkum Ponorogo, yang mewakili Kepala Dinas Perdagkum, mengungkapkan terima kasih atas undangan dan kehadiran perwakilan dari DPR RI.
“Kami dari Dinas juga mengucapkan terima kasih atas undangannya dan juga mohon maaf, pada kesempatan siang hari ini, Bapak Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro berhalangan hadir di tempat ini, karena beliau ada kegiatan yang lainnya, sehingga mengutus kami untuk mewakili,” ucap Sri Rohani.
Sri Rohani menyampaikan pesan dari Kepala Dinas agar acara workshop ini berjalan lancar dan membawa manfaat, khususnya bagi UMKM yang ada di Kabupaten Ponorogo.
Meskipun merasa bersyukur atas kegiatan ini, Sri Rohani secara khusus menyampaikan harapan agar kegiatan serupa dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang.
“Mudah-mudahan di tahun depan nanti juga ada kegiatan seperti ini ya. Terus terang kami sangat terbantu sekali, karena kita ketahui bersama bahwa anggaran di kami juga semuanya mengalami efisiensi,” ujarnya.
Ia juga memaparkan kondisi UMKM di Ponorogo. Saat ini, jumlah UMKM tercatat sebanyak 24.370, namun ia mengakui masih banyak pelaku usaha yang belum terdata.
“Karena di Kabupaten Ponorogo jumlah UMKM sebanyak 24.370. Itu pun masih banyak yang belum masuk di pendataan kami, Ibu,” katanya.
Sri Rohani menjelaskan bahwa keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan anggaran di dinasnya membatasi kemampuan mereka untuk memberikan pelatihan secara luas. Oleh karena itu, ia memohon kepada pihak penyelenggara untuk mempertimbangkan program pelatihan dan bantuan lainnya di masa depan guna mendukung UMKM di Ponorogo.
“Jadi dengan keterbatasan SDM dan juga keterbatasan anggaran, jadi ya kami hanya perwakilan dari UMKM yang bisa kami berikan pelatihan, Ibu,” pungkasnya.
Sementara itu, Novita Handini,
anggota Komisi VII DPR RI fraksi PDIP,
menjelaskan bahwa workshop ini didasari harapan besar untuk memberdayakan perempuan Ponorogo dan meningkatkan kekuatan finansial keluarga.
”Saya itu kan memang punya harapan bagaimana perempuan-perempuan di Ponorogo ini berdaya. Terus laki-lakinya juga punya kekuatan finansial lebih sehingga bisa mengopeni istri, anak-anak, anak-anak bisa sekolah,” ujar Novita.
Menurutnya, salah satu cara paling mudah untuk mencapai hal tersebut adalah dengan mentransferkan ilmu kreativitas kepada seluruh pelaku industri, baik UMKM maupun industri lainnya.
Untuk itu, mereka mendatangkan Kementerian Ekonomi Kreatif agar dapat menghidupkan ekosistem kreatif di Kabupaten Ponorogo.
Novita ingin kebudayaan yang dimiliki Ponorogo, seperti Reog Ponorogo yang telah diakui UNESCO, menjadi modal besar untuk melipatgandakan dampak ekonomi bagi seluruh masyarakat.
”Saya ingin apa yang Ponorogo saat ini sudah miliki, dengan Reog Ponorogonya yang sudah terdaftar sebagai pengakuan UNESCO, artinya sudah punya modal besar di tingkat dunia, ini menjadi kesempatan dan peluang besar bagi seluruh masyarakat Ponorogo untuk bisa melipatgandakan dampak ekonominya,” jelasnya.
Ia juga menyoroti isu kerentanan perempuan,” yang terancam sebagai kelompok rentan adalah perempuan. Perempuan dengan jumlah kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak kan sampai hari ini juga belum turun signifikan,” katanya.
Oleh karena itu, Novita mengajak para perempuan untuk masuk dalam ekosistem kreatif agar dapat membebaskan diri dari ancaman-ancaman kekerasan, misalnya dengan memproduksi tas ala Reog Ponorogo, membuat batik, atau menjadikannya mode ready-to-wear.
Terkait pemasaran, Novita menekankan bahwa kualitas produk adalah hal fundamental yang tidak boleh diabaikan, meskipun pemasaran digital saat ini sudah sangat mudah.
”Kadangkala pemasarannya sudah kencang banget, tapi ternyata ketika tamu, turis datang, atau pembeli datang, terus kemudian mereka kecewa dengan hasil. Sehingga ini itu saling melengkapi. Pemasaran penting, tapi fundamental juga penting,” tegasnya.
Ia mengatakan bahwa pemasaran di era digital sangat mudah, hanya dengan memanfaatkan Instagram atau TikTok sudah bisa viral.
Namun, Novita berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo mengambil peran yang lebih besar sebagai fasilitator untuk membantu masyarakat memasarkan produk.
”Masyarakat difokuskan saja sebagai produsen, memproduksi barangnya, dan kemudian pemerintah ini mengisi perannya sebagai pemasarannya, gitu lho. Diberikan fasilitas misalnya Tokopedia Toko Ponorogo,” usul Novita.
Novita menilai potensi Ponorogo dalam menghidupkan ekosistem kreatif sangat besar, apalagi setelah kesuksesan Reog Ponorogo menjadi juara satu dan diakui UNESCO. Ia berharap masyarakat dan pemerintah Ponorogo konsisten dalam membangun creative hub.






















