Babak Belur Diduga Dianiaya Kades dan Aparat Desa, Penarik Odong Dirawat Inap Di Puskesmas

SUMENEP,KANALINDONESIA.COM: Beberapa sopir penarik odong-odong diundang kepala desa datang ke balai Desa Sapeken, Sumenep. Pada kesempatan tersebut hadir kepala desa dan beberapa aparat desa lainnya. Kepala desa menegur para penarik odong odong yang masih beroperasi kurang lebih pukul 5 sore. Hal tersebut dinilai melanggar surat edaran yang dibuat kepala desa.
Para sopir odong-odong protes terhadap apa yang disampaikan kepala desa, karena mereka beroperasi sebelum pukul 5 sore. Akhirnya terjadi debat mulut antara kepala desa dengan supir odong odong.
Merasa kesal didebat, kepala desa menarik leher baju Wawan, salah satu sopir odong odong. Tidak terima dengan tindakan tersebut, Wawan melawan, yang berujung pada pengeroyokan Wawan oleh beberapa aparat yang hadir, hingga Wawan mengalami babak belur.
Syahrul, salah satu aparat desa membantah jika kepala desa yang melakukan penganiayaan.
“Wawan menyerang kepala desa terlebih dulu, dan kepala desa membela diri, yang dibantu oleh aparat yang hadir pada kesempatan tersebut,” bantah Syahrul, saat dikonfirmasi wartawan.
Keterangan Syahrul berbeda dengan penjelasan Rauf, salah satu penarik odong odong yang juga hadir di lokasi kejadian. Menurutnya, Kepala Desa Joni yang pertama mendorong Wawan.
“Wawan tidak terima dengan tindakan tersebut dan melakukan perlawanan, namun aparat desa lain malah membantu kepala desa, tidak melerai kejadian tersebut. Wawan kemudian terjatuh dan diinjak injak oleh aparat yang ikut membantu kepala desa,” tegas Rauf, salah satu penarik odong-odong kepada awak media, Senin (16/05/2022).
Saat ini Wawan terbaring di Puskesmas Sapeken dengan kondisi lemah. Menurut Cici, keluarga korban, Wawan masih dirawat di Puskesmas dalam kondisi lemah.
“Wawan sudah melakukan pemeriksaan medis atas kejadian yang menimpanya,” Tutup Cici, keluarga Korban, Senin (16/05/2022). (Nang/Red).