Outbond Media Dirgantara 2022, Puluhan Awak Media Rasakan Sensasi Saat Meliput di Medan Konflik

JAKARTA, KANALINDONESIA.COM Di hari kedua dari program ini untuk memberikan latihan dasar kepada para awak media mengenai teknikal peliputan di medan konflik. Pelatihan dasar tersebut mencakup Latihan dengan menggunakan senjata api, latihan peliputan menggunakan ranpur (kendaraan tempur) atau rantis (kendaraan taktis), latihan peliputan dalam patroli berjalan dengan situasi serangan dadakan (ambush), hingga peliputan dalam situasi tempur kota (jarak dekat). Semua dilaksanakan dalam pengawasan pelatih dan kesadaran penuh para wartawan untuk mencapai zero accident.
“Saya ucapkan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi dari rekan-rekan wartawan sekalian agar kita bisa bergabung pada hari ini. Harapan kami dengan pengetahuan yang telah rekan rekan media yang didapat kemarin, Kamis (15/12/22) dapat kita praktekan. Mudah-mudahan pengetahuan yang dapat bisa menjadi dasar keterampilan bagi rekan-rekan media sekalian. Kita bersyukur teman-teman dari Wing 1 Kopasgat telah menyiapkan personel pilihan beserta rantis pasgat untuk digunakan. Saya berharap kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para awak media, khususnya tentang teknik peliputan di daerah yang berpotensi membahayakan keselamatan diri sendiri atau peliputan di daerah konflik,”kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah.
Meskipun dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat, namun Kadispenau menilai kegiatan ini setidaknya bisa memberikan gambaran dan pengalaman yang berharga bagi para awak media ketika nanti ditugaskan di daerah konflik.
” Biarpun waktunya yang relatif singkat, tapi para wartawan dapat merasakan sensasinya, seperti penggunaan body protector, helm, naik kendaraan taktis, patroli, serta mengikuti pertempuran jarak dekat. Paling tidak memberikan gambaran tentang situasi di daerah konflik dan teknik peliputan yang aman,”terang Kadispenau.
Kadispenau menghimbau, agar dalam Latihan ini yang paling utama adalah keamanan bagi diri peserta, personil, rekan-rekan, serta keutuhan dan kelengkapan alat atau material yang dipakai. “Saya meminta kepada peserta agar betul-betul memperhatikan instruksi dari pelatih dalam rangka memperhatikan keselamatan Bersama,”pintanya.
“Kita sangat tidak ingin konflik itu terjadi, baik itu di luar negeri maupun di dalam negeri. Namun, faktanya saat ini terjadi konflik. Saya rasa tidak ada salahnya bagi kita untuk memiliki kemampuan untuk meliput di daerah konflik,”ujar Kadispenau.
“Syukurlah, karena kita bisa menuntaskan kegiatan dengan aman dan lancar. Saya harap bahwa rekan-rekan media bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan ini. Saya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan kita bersama, dan bahwa peserta mengikuti kegiatan dengan antusias. Walaupun cukup singkat, saya yakin bahwa rekan-rekan media dapat mengambil manfaat dari pengalaman serta pengetahuan yang baru. Kami sangat tidak ingin ada terjadinya konflik baik di dalam negara maupun di luar negeri. Namun apabila kita menginginkan kedamaian, kita harus siap untuk bertempur, inilah yang tentara lakukan. Maka daripada itu tidak ada salahnya untuk bersiap-siap. Namun, selain ilmu dan keterampilan yang kita berikan, ada nilai silahturahmi rasanya sangat mahal. Ini adalah salah satu pengalaman yang luar biasa dimana kita berkesempatan untuk saling berinteraksi dengan waktu yang cukup lama. Harapan saya kedepannya adalah agar program semacam ini bisa kita teruskan di tahun-tahun yang mendatang dan kita bisa mengajak lebih banyak lagi peserta dari rekan-rekan media,”terang Kadispenau.
Sementara perwakilan media Anton dari RRI mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah pengalaman, keterampilan, sekaligus menjadi bekal ketika suatu saat harus meliput di daerah konflik.
“Kami sangat mengapresi kegiatan yang dilakukan Dispenau. Terima kasih juga kepada Wing Komando I Kopasgat yang telah memberikan ilmu, keterampilan dan pengalaman meliput di daerah perang dengan aman,”kata Anton.
Hal berbeda disampaikan oleh reporter televisi SEA Today Addin. Dirinya merasakan ekspektasi yang luar biasa saat mengikuti Outbound Media Dirgantara 2022. Awal mengikuti kegiatan, dirinya mengira kegiatan ini seperti layaknya kegiatan Outbound kebanyakan.
“Ekspektasi awalnya outbound ini biasa-biasa saja, seperti fly fog dan sejenisnya, ternyata diluar ekspektasi, teman-teman jurnalis termasuk saya merasakan bagaimana teman-teman dari Kopasgat begitu terampil melakukan pengamanan, sekaligus melumpuhkan musuh, melakukan dua tugas sekaligus yang tidak semua pasukan bisa melakukan hal tersebut,” ujar Addin.
Addin berharap, materi pelatihan yang diterima oleh para jurnalis dapat berguna, sewaktu-waktu ditugaskan di suatu wilayah konflik.
“Mudah-mudahan apa yang saya dan teman-teman jurnalis dapatkan bisa berguna. Tidak ada yang ingin terjadi konflik, hanya kalau terjadi konflik kami sudah memiliki kemampuan melakukan peliputan di area konflik tersebut,” ungkap Addin.
Selain untuk meningkatkan silaturahmi TNI AU dengan media massa, Outbound Media Dirgantara 2022, sekaligus untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang peliputan di daerah konflik kepada awak media massa.
Latihan yang pertama adalah latihan menembak dengan menggunakan senjata api laras panjang. Peserta dibagi menjadi 10 orang setiap kelompoknya. Setiap kelompok mendapat giliran untuk menembakkan senjata api sebanyak 5 butir peluru untuk satu peserta. Setiap orang di dalam kelompok didampingi oleh seorang anggota dari Wing 1 Kopasgat sebagai instruktur teknik membidik dan menembak dengan baik, serta keselamatan. Para peserta menembak dengan pose crouch (meringkuk) di tanah dengan jarak sasaran sejauh 25 meter.
Berikutnya para awak media latihan simulasi peliputan patroli regu mekanis menggunakan ranpur atau rantis bersama dengan anggota Wing 1 Kopasgat yang perannya sebagai pendamping wartawan dalam meliput di medan konflik. Sebelum latihan dimulai, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok berisikan 10 orang. Kemudian Bintara Operasi dan Latihan Wing 1 Pasgat Serka Amin Nur Hidayat memberikan briefing atau instruksi singkat mengenai perihal sikap dan teknik bermanuver menggunakan ranpur atau rantis dengan tepat mencakup teknik turun dari ranpur atau rantis dan berlindung dengan selamat dalam situasi blokade (penghalang) oleh musuh, serta teknik berjalan atau berpindah tempat dengan aman bersama anggota pendamping.
Latihan yang ketiga adalah latihan meliput dengan taktik pertempuran regu anti gerilya yang dilaksanakan dengan berjalan kaki. Masing-masing peserta dari tiap-tiap kelompok mendapatkan satu pendamping yang merupakan anggota Wing 1 Kopasgat dan kemudian diarahkan untuk menerapkan teknik-teknik keselamatan dengan bermanuver dibalik pendamping dalam setiap kondisi atau situasi, termasuk apabila ada ambush atau serangan gerilya.
Latihan yang keempat adalah latihan meliput dalam situasi pertempuran jarak dekat. Dalam latihan ini 3 peserta dipilih dari setiap kelompok untuk ikut bersama dengan regu latih yang telah dipilih untuk mengikuti simulasi dan mempelajari teknik-teknik meliput yang aman dalam situasi tempur jarak dekat yang membutuhkan tingkat kewaspadaan tinggi.
Melalui materi-materi latihan yang telah disajikan, TNI AU hendak menunjukkan pentingnya ketangkasan serta kerjasama yang baik antara pihak wartawan dan pendamping untuk menjamin keselamatan bersama dalam tugas di medan konflik.
Setelah seluruh latihan terlaksanakan, para peserta dipersilakan untuk istirahat sejenak untuk menjalankan ibadah, serta makan siang. Kemudian acara dilanjutkan dengan sharing kesan dan pesan dari perwakilan peserta, sambutan penutup dari Kadispenau, serta penyerahan sertifikat secara simbolis.@wn