PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Kejadian matinya ribuan ikan yang dibudidayakan para peternak keramba di telaga Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur terjadi pada Minggu(01/01/2023) malam. Matinya ribuan ikan tersebut akibat naiknya kadar gas belerang di air telaga Ngebel.
Kejadian adanya ribuan ikan yang mati tersebut dibenarkan Camat Ngebel Dwi Cahyanto saat dikonfirmasi kanalindonesia.com melalui sambungan telephone seluler, Senin(02/01/2023).
“Fenomena alam yang disebabkan karena kadar belerang naik,”ucap Swi Cahyanto.
Disebutkan Dwi Cahyanto, fenomena naiknya kadar belerang tersebut tidak seperti biasanya, karena menurutnya, fenomea alam tersebut terjadi setiap Bulan Agustus.
“Akan tetapi ini keluarnya Bulan Desember, pas akhir tahun, ya tapi kan siklus alam tidak menentu,”tegasnya.
Dikatakan Dwi, para petani keramba sudah mengetahui akan tanda-tanda kadar belerang yang akan naik. Hal itu dengan terlihat mulai mengeruhnya air telaga.
“Sehingga sebelum kejadian tadi malam, H-2 sebelum tahun baru itu kan tanda tanda itu sudah ada, tapi ikan-ikan belum mati. Artinya air telaga sudah mulai keruh, itu pertanda kalau kadar belerang akan naik, sebagai antisipasi ikan-ikan yang sudah mabuk itu dipanen paksa, karena itu masih layak konsumsi,”tuturnya.
Dengan adanya kejadian tersebut, Dwi Cahyanto segera memerintahkan kepada para petani keramba untuk segera mengevakuasi ikan-ikan yang telah mati tersebut, karena menurutnya akan menimbulkan polusi udara(bau) dan pemandangan yang kurang bagus.
“Kalau yang sudah terapung dan sudah mati itu sudah tidak layak konsumsi, makanya saya perintahkan untuk dievakuasi, hari ini tadi sudah dibersihkan semua oleh petani petani keramba,” terang Dwi Cahyanto.
Tentang kerugian yang dialami para petani keramba, Dwi belum bisa menghitung secara detail, hanya saja dirinya mengaku sempat menanyakan ke salah satu petani keramba, jika ikan miliknya yang mati mencapai kisaran 5 kwintal tiap kaplingnya.
“Kalau rupiahnya belum bisa, namun secara kasar kurang lebih dari 4 kapling yang terdiri dari 8 kelompok petani. Jadi kisaran ikan yang mati kurang lebih sekitar 2 ton,”bebernya.
Ditambahkan Dwi, para petani keramba tersebut sebelum natal telah memanen, dan yang disisakan saat ini adalah hanya ikan yang belum siap panen dan indukan.
“Sebelum kejadian tadi malam tepatnya dua hari sebelum natal, para petani keramba sudah memanen ikanya, sehingga itulah keuntunganya. Sementara yang mati tadi malam itu ikan yang belum siap panen dan indukanya yang sengaja disisakan,”kata Dwi.
Di Medsos Beredar Video Kejadian Lima Tahun Lalu
Disamping itu, Dwi Cahyanto menyampaikan bahwa pihaknya sempat melihat video yang beredar di media sosial dimana terlihat banyak ikan yang mati hingga bertumpuk-tumpuk.
“Tentang beredarnya video di medsos yang memperlihatkan banyaknya ikan yang mati dan bertumpuk-tumpuk, itu saya nyatakan hoaks, itu kejadian lima tahun lalu,” tegasnya.
Disebutkanya, jika fenomenanya sama akan tetapi para petani belum menjual ikan mereka yang ada di keramba.
“Petani belum bisa mengeluarkan yang akhirnya ditahan di kolam pas belerangnya naik, sehingga sangat fatal,” bebernya.
Pun demikian Dwi menambahkan,” jika video yang beredar di medsos yang ada narasinya bersamaan dengan perayaan tahun baru di Telaga Ngebel itu memang betul itu,” pungkasnya.(Arso_kanalindonesia.com)
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com