Soroti Rekrutmen CPNS, Pakar UNAIR: Jangan Ada Campur Tangan Politik!

- Editor

Jumat, 26 Januari 2024 - 10:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : Pakar Kebijakan Publik Universitas Airlangga (UNAIR), Gitadi Tegas Supramudyo

Foto : Pakar Kebijakan Publik Universitas Airlangga (UNAIR), Gitadi Tegas Supramudyo

SURABAYA, KANALINDONESIA.COM: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) baru saja menetapkan kuota rekrutmen CPNS 2024 sebanyak 2,3 juta formasi. Pembukaan jutaan formasi itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ASN (Aparatur Sipil Negara) yang kompeten dan terampil sesuai perkembangan zaman.

Pembukaan jutaan formasi CPNS tentu menjadi angin segar bagi sebagian masyarakat. Meski demikian, tidak sedikit pula yang menganggap rekrutmen CPNS kali ini sarat akan isu politik jelang pemilihan umum (Pemilu). Terkait hal tersebut, Pakar Kebijakan Publik Universitas Airlangga (UNAIR) Gitadi Tegas Supramudyo memberikan tanggapan.

“Menurut saya, ini tidak perlu banyak gembar-gembor, ya. Jika terekspos berlebihan, kita bisa saja membaca ini sebagai kepentingan politik pemilu yang ingin menarik perhatian para pencari kerja,” sebutnya. Jumat, (26/1/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Persoalan Rekrutmen

Alih-alih memperbanyak formasi CPNS, Gitadi menilai pemerintah perlu kembali pada grand design rekrutmen CPNS sebelumnya. Gitadi menjelaskan, dalam proses rekrutmen CPNS, sebaiknya pemerintah menengok kembali pada grand design kebijakan zero growth maupun minus growth pada masa lalu.

Minus growth adalah jumlah penerimaan pegawai baru lebih sedikit daripada pegawai berhenti berdasar pada skala prioritas. Sementara itu, zero growth berarti kebijakan penerimaan pegawai dengan jumlah yang sama dengan pegawai berhenti.

Baca Juga :  Peringati Hari Mangrove Sedunia, Khofifah Ajak Masyarakat Melakukan Aksi Nyata Pelestarian Mangrove , Lindungi Ekosistem Pesisir

“Zaman dulu kita mengenal kebijakan zero growth. Sederhananya, satu meninggal angkat lagi satu. Kemudian, karena menjadi terlalu banyak di bagian tertentu, maka kebijakannya berganti minus growth. Misalnya, meninggal satu dan pensiun satu, pengangkatan tetap satu,” urai Gitadi.

Gitadi melanjutkan, pengangkatan ASN sesuai prioritas dan kebutuhan itu bertujuan untuk meningkatkan kinerja birokrasi dan kesejahteraan pegawai.

“Ini tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan ASN. ASN bisa mendapatkan gaji lebih baik karena pemerintah tidak harus banyak menggaji pegawai,” tutur Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR itu.

Perlunya Transparansi

Lebih lanjut, Gitadi menyayangkan sistem rekrutmen CPNS yang kadang terkesan kurang transparan, baik dalam hal kriteria maupun data kebutuhan. Ia menilai, perlu ada transparansi kebutuhan sehingga sistem rekrutmen berjalan secara sehat dan terbebas dari upaya prasangka KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).

Menurut Gitadi, transparansi menjadi aspek penting sebab seringkali rekrutmen CPNS tidak sesuai sasaran.

“Misalnya, ada banyak sekolah yang kekurangan murid, masa mau ada penambahan guru? Demikian halnya dengan perekrutan banyak tenaga kesehatan yang terkadang tidak jelas parameternya, sehingga perlu keterlibatan pihak-pihak yang lebih kredibel dan cukup independen,” tegasnya.

Oleh karena itu, kata Gitadi, pemerintah perlu melakukan inventarisasi dan pemetaan sesuai kebutuhan setiap daerah maupun kementerian dan lembaga. Dengan demikian, rekrutmen CPNS tersebut dapat lebih tepat, objektif, dan berjalan lebih sehat.

Baca Juga :  Kajati Jatim Kecewa Hakim Vonis Bebas Anak Politikus PKB

“Jadi, kebutuhannya harus riil dan objektif. Tujuannya untuk mengeliminasi dugaan adanya formasi karena adanya titipan atau permintaan karena sudah ada kandidat atau ada kedekatan dengan tertentu,” tukasnya.

Hindari Campur Tangan Politik

Gitadi kembali menekankan bahwa rekrutmen CPNS harus bersih dari KKN dan politik dinasti. Jika tidak, ketidakpercayaan publik serta stigma buruk terhadap rekrutmen ASN akan terus meningkat.

“Ini kan berkaitan dengan budaya nepotisme dan politik dinasti yang sebenarnya masih jadi bagian integral dari bangsa Indonesia,” lugas Gitadi.

Pada akhir, ia juga mengimbau agar rekrutmen pekerjaan apa pun terbebas dari campur tangan politik. Oleh karena itu, perlu ada struktur rekrutmen yang kredibel dan independen. Hal itu bertujuan untuk menghilangkan ketidakpercayaan publik yang selama ini telah terbangun akibat sistem yang tidak transparan.

“Saya rasa jangan ada campur tangan politik terlalu kuat. Keterlibatan institusi atau struktur kredibel dan independen ini adalah sebuah keniscayaan. Kalau tidak, public distrust akan meningkat karena sistem rekrutmen yang terkesan masih ada agenda-agenda tersembunyi,” tutup Gitadi. (ari)

Berita Terkait

BBK 4 UNAIR dan UPT SD Negeri 230 Gresik, Sinergi untuk Kreativitas Disiplin, dan Kebersihan
13 Calon Kepala Daerah di Jatim Terima Surat Maju Pilkada 2024
Gus Fawait Terima Surat Tugas dari Golkar Maju Pilkada Jenber
Partai Golkar Resmi Usung Sugiri-Lisdyarita dalam Pilbup 2024 Ponorogo
Ulah Pemborong Nakal, Pembangunan Gedung Berlantai 2 SMPN 1 Bangkalan Mangkrak
Seorang Perangkat Desa di Ponorogo Jadi Tersangka Gara-gara Selewengkan Dana Desa
BPBD Tetapkan Ponorogo Siaga Kekeringan dan Karhutla
Usai Vonis Bebas Terdakwa Kasus Pembunuhan, PN Surabaya Dapat Kiriman Karangan Bunga “Atas Matinya Keadilan”

Berita Terkait

Sabtu, 27 Juli 2024 - 08:15 WIB

BBK 4 UNAIR dan UPT SD Negeri 230 Gresik, Sinergi untuk Kreativitas Disiplin, dan Kebersihan

Sabtu, 27 Juli 2024 - 04:49 WIB

13 Calon Kepala Daerah di Jatim Terima Surat Maju Pilkada 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 - 04:43 WIB

Gus Fawait Terima Surat Tugas dari Golkar Maju Pilkada Jenber

Jumat, 26 Juli 2024 - 17:29 WIB

Partai Golkar Resmi Usung Sugiri-Lisdyarita dalam Pilbup 2024 Ponorogo

Jumat, 26 Juli 2024 - 16:22 WIB

Ulah Pemborong Nakal, Pembangunan Gedung Berlantai 2 SMPN 1 Bangkalan Mangkrak

Jumat, 26 Juli 2024 - 13:18 WIB

Seorang Perangkat Desa di Ponorogo Jadi Tersangka Gara-gara Selewengkan Dana Desa

Jumat, 26 Juli 2024 - 12:43 WIB

BPBD Tetapkan Ponorogo Siaga Kekeringan dan Karhutla

Jumat, 26 Juli 2024 - 11:54 WIB

Usai Vonis Bebas Terdakwa Kasus Pembunuhan, PN Surabaya Dapat Kiriman Karangan Bunga “Atas Matinya Keadilan”

KANAL TERKINI