Setelah 43 Tahun, Wayang Sandosa Bangkit Kembali Lakon Bhagawat Gita

- Editor

Selasa, 16 April 2024 - 07:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SOLO, KANALINDONESIA.COM: Masih dalam suasana Idul Fitri, penggemar wayang dapat melihat pertunjukan akbar Shadow Play Sandosa Sasono Mulyo lakon Siluet Bhagawat Gita, pada hari Kamis 18 April 2024 pukul 19.00 Wib di Taman Budaya Surakarta. Wayang Sandosa pertama kali digelar 43 tahun lalu, kini diusung dari berbagai seniman untuk dipentaskan kembali.

“Pentas kali ini sekaligus sebagai untaian doa, Shadowplay Sandosa Sasono Mulyo lakon Siluet Bhagawad Gita, dipersembahkan bagi swargi sang Mahaguru Bapak Gendon SD Humardani dan Swargi Ki Empu Blacius Subono S.Kar. M.Hum,” kata penulis lakon, Ki Johanes Sujani Sabdoleksono,S.Kar kepada wartawan, Senin (15/4/2024).

Menurut Ki Sujani, karya seni adalah hasil garapan olah jiwa dan rasa merupakan ekspresi rohani yang wigati.Paguyuban Shadowplay Sandosa Sasono Mulyo yang merupakan reinkarnasi cikal bakal Sandosa Sasono Mulyo yang tercipta 43 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1981. Kala itu, kami dan para cantrik ASKI PKJT Taman Budaya Komplek Sasono Mulyo yang tidak terlibat lawatan seni luar negeri ke Durham,Inggris.Proses garapan pencarian bentuk Pakeliran Berbahasa Indonesia lewat lakon Wibisono Tundungkami terjemahkan dari naskah pakeliran padat karya Ki Bambang Suwarno, staf pengajar Jurusan Pedalangan ASKI Surakarta kala itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dalam proses garapan kreatif disertai pencarian yang panjang, akhirnya tercipta bentuk sementara Pakeliran Berbahasa Indonesia, yang kemudian waktu itu secara spontan oleh almarhum Mas Hajar Satoto disebutnya sebagai Sandosa,” ucap Ki Sujani.

Bagi Ki Empu Dr. Bambang Suwarno, S.Kar, M.Hum,Sandosa itu adalah suatu bentuk pakeliran baru, yang terbaru setelah pakeliran padat. Wayang dimainkan beberapa dalang. Jangkauan kelirnya minimal 6 meter hingga 8 meter,tinggi kelir mencapai 3 meter.

“Jadi untuk mengisi ruang, kelir itu menjadi kanvas. Jadi untuk mengisi ruang, kelir itu menjadi kanvas. Yang menggerakkan itu kalau bukan pendesain wayang dan bukan seorang kreator wayang, tidak punya ide untuk mengisi itu.Karena itu akan menjadi lukisan gerak, siluet bayangan. Jadi memang siluet itu adalah wayang kulit purwa. Makanya jaman dulu kalau nonton wayang kulit purwo itu di belakang kelir.” ujar Ki Bambang Suwarno.

Sementara itu, Ki Purbo Asmoro, S.Kar, M.Hum,menuturkanSandosa merupakan sebuah curahan inovasi pakeliran menatap masa depan, bergulir menjangkau waktu. Sebagai wadah ide kreatif, penjaga substansi wayang. Kehadirannya memberi warna baru dan memukau. Yakinlah generasi penerus akan menjagamu.

Menurut Dedek Wahyudi, istilah Sandosa telah dikenal di kalangan mayarakat luas terutama kalangan masyarakat seni.Bagi sebagaian seniman teater, wayang orang, tari, dunia film, telah terinspirasi oleh bentuk sajian Sandosa. Sehingga mereka mengangkat sandosa sebagai bagian dari adegan lakon yang digarapnya.Sebagai contoh drama wayang Swarga Loka Jakarta, wayang orang, tari, dan sebagainya. Nanang HP menggarap teater dengan lakon wayang, terinspirasi garapan sandosa.

Sementara ST Wiyono, S.Kar, Sandosa tercipta waktu itu, adalah karya yang baru yang disebut hasil kreativitas seniman. Harapan karya kreatif yang disebut Sandosa Sasono Mulyo bisa terus tumbuh, hidup dan berkembang, mengikuti perkembangan jaman yang selalu berubah dengan sangat cepat.

Wayang Sandosa Sasono Mulyo didukung oleh para seniman muda kreatif dosen ISI Surakarta, berbagai padepokan,sanggar seni, Nurroso, Ciptaning, Mayangkara, Dedek Gamelan Orchestra, ArtxiatGamelan, Sahita dan sebagainya.

Berita Terkait

Sambut Hari Anak Nasional, 1100 Orang Meriahkan Lomba Mewarnai di Saloka
KAI Akan Proses Hukum Pelaku Pelemparan Batu di Kereta Api
Kapolres Semarang Pimpin Sertijab Kapolsek Pabelan
Korlap Aksi Berang, Demo Pelaku Seni Tuntut Terbitkan Perbup Hiburan Tak Ditemui PJ Bupati Pamekasan
Gempabumi M4.4 Batang, Sejumlah Bangunan Rusak dan Warga Luka-Luka – Kanal Indonesia
Sebelum Dilarung, Tumpeng Agung Dikirab Keliling Telaga Ngebel Ponorogo Jelang 1 Suro
Gempa Berkekuatan Mag 4.6 Guncang Batang
Grup Reog Gajah Manggolo SMAN 1 Ponorogo Kembali Boyong Piala Presiden RI FNRP ke XXIX

Berita Terkait

Selasa, 23 Juli 2024 - 20:24 WIB

Sambut Hari Anak Nasional, 1100 Orang Meriahkan Lomba Mewarnai di Saloka

Selasa, 23 Juli 2024 - 19:21 WIB

KAI Akan Proses Hukum Pelaku Pelemparan Batu di Kereta Api

Kamis, 11 Juli 2024 - 05:48 WIB

Kapolres Semarang Pimpin Sertijab Kapolsek Pabelan

Senin, 8 Juli 2024 - 19:08 WIB

Korlap Aksi Berang, Demo Pelaku Seni Tuntut Terbitkan Perbup Hiburan Tak Ditemui PJ Bupati Pamekasan

Minggu, 7 Juli 2024 - 19:38 WIB

Gempabumi M4.4 Batang, Sejumlah Bangunan Rusak dan Warga Luka-Luka – Kanal Indonesia

Minggu, 7 Juli 2024 - 16:50 WIB

Sebelum Dilarung, Tumpeng Agung Dikirab Keliling Telaga Ngebel Ponorogo Jelang 1 Suro

Minggu, 7 Juli 2024 - 15:34 WIB

Gempa Berkekuatan Mag 4.6 Guncang Batang

Minggu, 7 Juli 2024 - 14:12 WIB

Grup Reog Gajah Manggolo SMAN 1 Ponorogo Kembali Boyong Piala Presiden RI FNRP ke XXIX

KANAL TERKINI