SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Makin merangkaknya kebangkitan ekonomi pasca Pandemi Covid 19, harus diakui menjadi sinyal positif kenaikan ekonomi masyarakat Jatim. Masyarakat makin memiliki peluang besar untuk kembali mendapatkan kondisi keuangan yang makin stabil.
Namun trend positif ekonomi ini juga perlu diwaspadai, terutama ketersedian listrik untuk waktu yang lama. Warning ini perlu dilakukan mengingat sesuai data penggunaan energi khususnya konsumsi listrik di Provinsi Jawa Timur sangat besar. Menurut data dari PT. PLN (Persero), konsumsi listrik di Jawa Timur sepanjang tahun 2023 sebesar 41,8 GWh meningkat 3,30% dibandingkan tahun 2022.
Warning ini disampaikan anggota Komisi B DPRD Jatim, Daniel Rohi yang menghimbau agar masyarakat memunculkan kesadaran hemat energi dalam mengkonsumsi listrik sehari-hari.
“Masyarakat harus menyadari pentingnya penghematan energi, kesadaran untuk menggunakan listrik secara efektif harus terus didorong,” ujar Daniel Rohi, Sabtu (19/4/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rohi memberi solusi agar masyarakat menggunakan peralatan hemat energi, terutama untuk aktivitas rumah tangga.
“Masyarakat bisa memulai dengan mengganti lampu pijar menjadi lampu LED yang hemat energi dan tahan lama, selain itu juga bisa menggunakan peralatan berenergi listrik lain yang konsumsi dayanya efisien,” jelasnya.
Anggota FPDIP ini juga menyarankan kepada golongan perekonomian menengah ke atas bisa memulai penggunaan smart house yang saat ini mulai banyak diterapkan di negara-negara maju.
“Smart house ini dapat mengontrol penggunaan listrik yang efisien di rumah, jadi penggunaan listrik disesuaikan otomatis oleh sistem smart house ini sehingga bisa lebih hemat energi,” ungkapnya.
Sementara itu anggota Komisi D DPRD Jatim Kuswanto sependapat dengan himbauan hemat energi ini, anggota Komisi yang membidangi energi ini mengatakan, saat ini memanfaatkan energi solar atau panas matahari juga bisa menjadi solusi terutama kantor atau lembaga yang memiliki kemampuan untuk membeli alat gunakan solarsel, “Kantor-kantor pemerintahan atau lembaga swasta harus memulai upaya ini minimal untuk penerangan ruangan. Komisi D juga terus berupaya mencari terobosan energi baru termasuk potensi panas bumi menjadi energi listrik,” pungkasnya. Nang