MALANG, KANALINDONESIA.COM ; Para penyandang disabilitas memiliki kesempatan untuk berdaya, berkarya dan bekerja secara profesional, yang tentunya perlu didukung oleh lingkungan yang produktif dan menitik beratkan pada kohesivitas atau persaudaraan yang baik antara masyarakat dan para penyandang disabilitas.
Hal tersebut yang melatarbelakangi Bangun Bangsa untuk mengadakan program inkubasi bisnis bagi penyandang disabilitas.
Kegiatan bertajuk ‘Empower Academy’ ini berkolaborasi dengan Ngalup Collaborative Network (Ngalup.co) dan didukung oleh Komunitas Lingkar Sosial (Linksos) dan Malang Creative Center (MCC).
Salah satu dari pelatihan kali ini yakni melakukan pembuatan logo yang akan menjadi branding dari usaha milik para disabilitas.
CEO Ngalup.co, Andina Paramitha mengatakan, setiap usaha tentunya memiliki ciri khas logo yang unik dan menarik. Tujuannya, sebagai identitas pembeda dengan merek lainnya.
“Materi ini diberikan agar teman-teman disabilitas yang sudah memiliki usaha bisa membuat mereknya secara mandiri dengan teknis yang mudah. Sehingga, mereka tidak perlu khawatir menjalankan bisnisnya saat logo sudah jadi dan resmi didaftarkan,” ujarnya, Sabtu (09/11/2024).
Andina menjelaskan, kegiatan ii merupakan program inkubasi bisnis yang diprakarsai oleh Bangun Bangsa yang bertujuan untuk memberdayakan individu penyandang disabilitas dan komunitas marginal dengan keterampilan bisnis hingga mencapai kemandirian finansial.
“Kegiatan ini hadir untuk membantu para penyandang disabilitas atau komunitas dan individu yang terpinggirkan untuk meningkatkan keterampilan bisnis mereka melalui pelatihan dan program pendampingan bisnis dan digitalisasi,” terangnya.
Sementara, Penanggung Jawab Bangun Bangsa Dian Widyanarti menyebut, melalui Empower Academy ini, pihaknya berharap dapat menciptakan dampak positif yang lebih luas dan inklusif.
“Kami juga mengajak para pemangku kepentingan di luar sana untuk turut berkolaborasi dalam menciptakan pemerataan ekonomi yang lebih inklusif,” kata dia.
Pendiri Linksos, Ken Kerta menambahkan, kegiatan ini diharapkan mampu membangun stigma positif di masyarakat terkait pemberdayaan disabilitas, dengan menunjukkan bahwa individu dengan disabilitas memiliki potensi luar biasa yang patut didukung.
“Ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan lingkungan yang setara, adil, dan tanpa diskriminasi sehingga penyandang disabilitas dapat berpartisipasi dalam setiap aspek kehidupan,” tandas Ken.
Sebagai informasi, kegiatan ini terbagi ke 2 kategori yakni Unbusiness (Business Creation) bagi yang belum memiliki bisnis.
Mereka akan mendapatkan materi antara lain Basic Entrepreneurship, Business Idea & Idea validation, Market Validation, serta Legal Aspect & Business Risk.
Sedangkan, untuk kategori Inbusiness (Business Scale Up) dibekali materi antara lain Business Landscape Update, Evaluate Business Model, Supply Chain Management, Effective Marketing & Sales, serta Ekspansi Pasar melalui Kolaborasi. (Oky)
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com