SURABAYA, KANALINDONESIA.COM: Atas ketrampilannya dalam berkarya, dua mahasiswa Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya membuat air mancur dengan menggunakan tenaga surya yang disalurkan panel dan disambungkan ke LED RGB. Dua mahasiswa itu bernama Ade Nur Aziz dan Nazaretha Yoseph Aryo Pinto.
Air mancur yang dibuat oleh dua mahasiswa program studi teknik elektro ini memiliki pola semburan yang bervariasi, dengan dipasang lampu dan mengikuti pola semburan air hingga tampak indah. Kini hasil karya tunggal mereka terpilih untuk menghiasi halaman Untag Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pada air mancur biasanya tidak banyak variasi semburan air, cuma nyala mati biasa. Sementara air mancur ini bisa disetting, nyala bergantian dengan lampunya juga mengikuti,” kata Aziz dikutip dari press rilis yang diterima Kicom, Rabu (28/7).
Pada air mancur ini, dapat dibuat bergerak mengikuti pola-pola yang telah ditentukan. Aziz menyebutkan, ia membuat 5 variasi semburan air mancur dengan berbagai pola. Pola-pola tersebut tidak selalu sama dan berubah setiap saatnya. Variasi ini, jelas Aziz, berasal dari sistem Arduino yang digunakan. Pada rancang bangun air mancurnya, Aziz menggunakan Arduino Mega. Arduino merupakan kontrol yang berfungsi mengatur semburan air mancur sehingga air yang keluar bukan hanya semburan yang kontinyu.
“Dengan cara Arduino yang telah diprogram mengirim perintah ke pompa air untuk menyemprotkan air sesuai ketinggian dan variasi yang telah ditentukan dan LED RGB menyala sesuai program yang telah dibuat,” jelasnya.
Adapun tahapan lainnya dilakukan dengan menggunakan beberapa perangkat termasuk Arduino, Selenoid Valve dan Motor AC.
Panel Surya yang dipasang juga bertujuan untuk menyuplai listrik untuk menyalakan lampu LED RGB yang terpasang di air mancur. Dijelaskan oleh Nazaretha,
“Selain menerapkan ilmu energi baru terbarukan yang saya terima di prodi, penggunaan panel surya ini juga mendukung eco campus Untag Surabaya dalam menggunakan energi ramah lingkungan,” paparnya.
Dalam membangun air mancur pada media kolam bertingkat dua ini, keduanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 2 pekan.
“Kami mengerjakan di malam hari karena siangnya masih bekerja. Selama pengerjaan juga tidak ada kendala yang berarti,” terang Aziz.
Untuk pengoperasian, ia mengatur air mancurnya dengan tetap berjeda agar mesin tidak terlalu panas dan ketahanannya lebih lama. “Jadi sore menyala, kemudian ada jeda satu jam mati. Malam menyala lagi dengan lampu LED dengan tetap kami beri jeda satu jam kemudian menyala kembali sampai jam 9 malam,” terang mahasiswa yang juga bekerja di DKRTH Surabaya itu.
Adanya inovasi ini mendapat apresiasi dari Kepala Program Studi Teknik Elektro, Puji Slamet, menurutnya, hasil inovasi yang telah dibuat merupakan implementasi nyata dari beberapa mata kuliah Teknik Elektro, di antaranya Sistem Tenaga Listrik, Instalasi Pencahayaan dan Energi Baru Terbarukan.
“Ini merupakan kebanggaan bagi kami. Air mancur ini berbeda dengan air mancur biasanya yang hanya menggunakan timer, ini menggunakan Arduino yang bisa disetting. Ini juga merupakan hasil implementasi ilmu yang didapat mahasiswa yang secara nyata bisa dilihat,” ungkapnya.
Puji berharap makin banyak mahasiswa yang mampu meningkatkan kreativitas dan inovasi kedepannya. Ady