JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Aksi salto petani tembakau di Kabupaten Jombang viral di media sosial. Petani tersebut melakukan aksi salto ke dalam genangan air bukan tanpa sebab. Lantaran meluapkan rasa sedih melihat lahan pertanian tembakaunya direndam air.
Hujan lebat yang melanda Kabupaten Jombang pada, Senin (28/6) dini hari, mengakibatkan lahan pertanian tembakau di wilayah utara Sungai Brantas terendam air yang menggenang. Sehingga petani tembakau bakal merugi dan gagal panen pada musim kali ini.
BERIKUT VIDEONYA:
Salah satu warga yang kecewa akibat tanamannya tergenang banjir sampai melampiaskan ekspresi sedih bercampur gemas melihat areal sawah yang ditanami tembakau dengan salto di genangan air yang berada di dekat lahannya. Video tersebut menjadi viral dimedia sosial.
Dedik (41), salah satu petani tembakau asal Dusun Panemon, Desa Bakalan Rayung, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang ini hanya bisa berpasrah diri melihat keadaan tanaman tembakaunya yang terendam banjir.
Mau bagaimana lagi, sudah terlanjur dan tidak bisa dihindari,” kata Dedik, dikutip KanalIndonesia.com.
Dedik mengaku, sebelum terjadi banjir para petani sudah mengantisipasi dengan membuat got saluran air lebih dalam. Namun, tingginya curah hujan tidak mampu menampung banyaknya air hujan.
Ini merupakan cobaan ke dua untuk petani tembakau pada musim tanam kali ini, pertama kena hama daun kriting, kita cabut lagi tanam lagi sekarang sudah hampir panen malah kebanjiran,” terangnya.
Kini, pihaknya hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk memberikan subsidi bibit agar mereka bisa kembali menanam tembakau.” Semoga pemerintah tahu apa yang diinginkan petani tembakau saat ini. Apalagi sebagian modal masih pinjam di bank. Mau pakai apa kita membayarnya kalau sudah begini,” harapnya.
Sedikit informasi, selama ini ada lima kecamatan di Jombang yang menjadi sentra tembakau tepatnya di Kecamatan Ploso, Kabuh, Plandaan, Ngusikan, serta Kecamatan Kudu. Saat ini tembakau di kawasan utara Sungai Brantas tersebut berusia antara tiga hingga empat minggu.
Sementara itu, banjir juga melanda daerah lain tepatnya di daerah Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang. Diceritakan, Bakhtiar Efendi, Kepala Desa Bawangan mengonfirmasi, setidaknya ada sekitar 40 hektar yang ditanami tembakau, semangka dan blewah juga mengalami kebanjiran dan diperkirakan mengalami gagal panen.
Usia tembakau di lahan pertanian Desa Bawangan antara 3 hingga 4 minggu. Namun ironis, sejak semalam hujan deras mengguyur. Sehingga tanaman tersebut terendam air,” jelasnya.
Bakhtiar juga berharap pemerintah melakukan normalisasi Sungai Afvoer Bancang. Sungai tersebut melintasi sejumlah desa di Kecamatan Ploso hingga Kudu. Karena mengalami pendangkalan, air sungai sering meluap ke lahan pertanian warga.