Jihad Kemanusiaan di NTB Wujudkan Tempat Isolasi Terpadu Bagi Pasien Covid-19

ARSO 30 Jul 2021 KANAL ACEH
Jihad Kemanusiaan di NTB Wujudkan Tempat Isolasi Terpadu Bagi Pasien Covid-19

Ormas Siap Bersinergi

Terkait isolasi terpadu ini, Ketua PW NWDI NTB TGH Mahally Fikri menegaskan, NWDI memiliki komitmen tinggi bersama-sama pemerintah untuk bisa mengendalikan Covid-19 ini. Ketua Umum Dewan Tanfidz PB NWDI TGB HM Zainul Majdi telah mengeluarkan perintah untuk hal tersebut.

“Covid-19 ini sangat luar biasa bahayanya. Harus serius untuk ditangani. Karena kalau tidak, ini tidak akan menguntungkan kita semua,” kata Anggota DPRD NTB ini.

Karena itu, saat ini butuh persepsi yang sama dari kita semua. Agar semua pihak bisa ambil bagian. Dan PW NWDI siap untuk ambil bagian tersebut.

Karena itu, manakala NWDI diminta ambil peran untuk menyiapkan ruang isolasi terpadu, TGH Mahally menyebut ide tersebut sangat bagus. Pondok Pesantren bisa menjadi lokasi isolasi secara terpusat.

Diakui Mahalli, memang di waktu awal, masyarakat sangat percaya dengan Covid-19 ini. Sehingga tahun lalu misalnya masyarakat patuh untuk tidak tarawih berjamaah. Tidak menjalankan Salat Jumat berjamaah dalam kurun waktu yang panjang. Namun, belakangan, hal tersebut menjadi sulit untuk kita jalankan kembali.

“Entah karena apa. Apakah karena ada sesuatu yang salah atau bagaimana. Jadi kesannya seperti saat ini masyarakat nggak percaya lagi,” katanya.

Disebutnya, beredarnya hoax yang sangat banyak bisa jadi menjadi salah satu andil. Informasi tersebut menyesatkan dan tidak bertanggung jawab. Karena itu, pihaknya sangat setuju kalau tokoh agama dan tokoh masyarakat harus berada di garis depan untuk kembali meyakinkan masyarakat. Betapa Covid-19 ini bahaya sekali.

Terkait vaksinasi, NWDI sudah turun sosialisasi ke masyarakat. Cuma memang pihaknya memahami, vaksin kini memang lagi kurang di NTB. Dia memberi contoh di Pondok Pesantren miliknya, Al Kamal, vaksinasi belum bisa dilakukan. Sebanyak 70 persen guru belum divaksin hingga saat ini.

Sementara itu, akademisi UIN Mataram DR Jamaluddin mengatakan, saat ini masih banyak hal yang belum sampai secara menyeluruh pada masyarakat. Misalnya terkait bagaimana masyarakat belum percaya betul tentang penanganan jenazah pasien Covid-19. Yang sampai ke masyarakat justru jenazah tidak dimandikan dengan baik. Sehingga manakala ada jenazah yang sudah ditangani dengan prosedur Covid-19 oleh petugas kesehatan, masyarakat ada yang ramai-ramai ingin membuka peti jenasah.

“Ini butuh penjelasan sampai ke masyarakat bawah,” katanya.

Sementara itu, Ida Made Santi Adnya, Ketua PHDI NTB menegaskan, pihaknya siap dukung program pemerintah untuk tangani Covid-19. “Kita memang saat ini harus memulai kolaborasi semua pihak,” katanya.

Terkait dengan fasiltias isolasi secara terpusat, dia meyampaikan gagasan untuk memanfaatkan lahan-lahan yang dimiliki pure-pure besar di NTB. Lahan-lahan itu berada pada posisi yang strategis. Memiliki akses dan bisa dijangkau. Ada jaringan listrik pula. Hanya saja, di atasnya butuh dibangun tempat semi permanen. Yang tentu bisa dibangun oleh pemerintah untuk menjadi pusat isolasi.

Lahan ini juga berada di daerah yang sangat alami. Memiliki udara yang sangat bersih. Sehingga sangat bagus untuk meningkatkan imun. Tapi untuk mewujudkan ini. Kata dia, tentu butuh komunikasi antara pemerintah dengan Parisade dan juga Kramapure.(*)