1000 HPK Kunci Penting Cegah Stunting

SURABAYA, KANALINDONESIA. COM: Optimalisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi kunci penting pencegahan stunting. Adapun kekurangan gizi kronik berpengaruh pada perkembangan otak dan keberhasilan pendidikan.
Isu stunting kembali mencuat setelah baru-baru ini Presiden Joko Widodo menarasikan penurunan angka stunting sebesar 14 persen pada 2024 mendatang. Menanggapi hal itu, Farida Fitriana, S.Keb., Bd., M.Sc Dosen Kebidanan FK UNAIR mengatakan 1000 HPK adalah fase kunci mencegah gangguan gizi.
“Bayi lahir di dunia bukan tidak mungkin tanpa proses persalinan, kemudian berlanjut masa bayi. Terhitung 270 hari dalam kandungan dan 730 hari pasca kelahiran itulah yang dinamakan 1000 HPK. Ini termasuk fase kunci yang perlu diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi gangguan gizi kronik seperti stunting,” bebernya, Kamis (3/2/2022).
Farida menjelaskan stunting bagian dari kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan berat dan panjang tubuh yang tidak sesuai standar umur. Dia mengatakan bayi lahir kurang dari 2500 gram dan panjang kurang dari 48cm harus diwaspadai sebagai ciri stunting.
Adapun kekurangan gizi kronik berpengaruh pada perkembangan otak dan keberhasilan pendidikan, bahkan bisa meningkatkan risiko penyakit yang tidak menular seperti jantung dan diabetes.
Farida mengatakan perlunya intervensi yang berkelanjutan dan komprehensif bagi ibu hamil dan ibu bersalin yakni dengan menyiapkan 1000 HPK.
Yang pertama adalah mengonsumsi tablet penambah darah. Selama ini satu dari tiga ibu hamil, kata Farida, mengalami anemia.
Anemia pada ibu hamil bisa menghambat asupan oksigen ke janin sehingga kemungkinan bisa prematur, berat bayi rendah, dan berpotensi stunting.
“Menyiapkan 1000 HPK tidak mahal, remaja putri saat menstruasi dianjurkan minum tablet tambah darah, begitupun dengan ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan asam folat,” jelas Farida.
Yang kedua yaitu mengutarakan jaminan mutu Antenatal Care. “Pemeriksaan kehamilan dengan medis secara berkala bisa membantu kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam mempersiapkan persalinan, nifas, ASI dan lain sebagainya,” papar dosen FK itu.
Intervensi ketiga adalah mencukupi kebutuhan gizi. Farida menyerukan untuk jaga pola hidup dan makanan gizi seimbang terutama bagi calon pengantin perempuan maupun istri yang tengah mempersiapkan kehamilan.
“Ganti makanan cepat saji dengan makanan bernutrisi tinggi seperti sayur-sayuran,” ucapnya.
Sementara itu, untuk pengantin wanita, lanjut Farida, agar tidak Kekurangan Energi Kronik (KEK) minimal ukuran lingkaran lengannya sebesar 23,5 cm.
Sebagai penutup, Farida berpesan bahwa penyebab stunting itu multifaktor.
“Jangan sampai terjebak dengan kesibukan persiapan pernikahan sehingga menyita perhatian gizi pengantin wanita,” tutupnya. (Sit)