Memotret Kompetisi Finalis Jawara Pesantren di Unhasy Jombang, Latih Santri Siap Jadi Pengusaha Handal

ARSO 27 Mar 2022 KANAL JATIM
Memotret Kompetisi Finalis Jawara Pesantren di Unhasy Jombang, Latih Santri Siap Jadi Pengusaha Handal

JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Kompetisi santri Jawara (Jagoan Wirausaha) Pesantren, merupakan salah satu program komunitas para santri se Jawa timur. Dengan adanya kompetisi atau pembinaan ini, diketahui guna melihat dan melatih kesiapsiagaan para santri menjadi pengusaha yang handal.

Kegiatan yang digelar setiap tahun ini didukung oleh Pertamina Foundation, Omah Asa, dan Koperasi Ardaya. Sementara di tahun 2022 ini, kegiatan ini berjalan langsung sejak Minggu (26/12/2021) yang lalu dan usai pada Sabtu (26/3/2022) kemarin di Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Jombang.

Pantauan di lokasi pada ajang 20 finalis Jawara Pesantren ini, terdapat sebanyak 20 tim finalis Jawara pesantren yang ‘bertarung’ untuk menjadi juara dalam grand Final yang digelar di auditorium lantai III, Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng, Kecamatan/Kabupaten Jombang pada Sabtu (26/03/2020) siang.

Puluhan finalis yang mengikuti kegiatan itu berasal dari berbagai kategori bisnis yang bervariasi seperti jasa desain, fesyen, kuliner, kursus, parfum, peternakan, hingga jaringan ritel. Terlihat fokus dan asyik dari beberapa kelompok, ketika beradu ide bisnis dalam presentasinya di hadapan para dewan juri.

Salah satu dewan juri setempat, Irfan Asy’ari Sudirman Wahid atau Gus Ipang Wahid mengatakan bahwa sebelum masuk ke tahap final, setiap peserta diwajibkan mengikuti rangkaian program pendidikan fundamental kewirausahaan dengan berbagai materi.

“Materi itu di antaranya business model canvas, pengembangan produk dan riset pasar, pemasaran, literasi digital, keuangan, legal, dan presentasi bisnis,” cetus singkat Gus Ipang kepada sejumlah wartawan, ketika hendak memasuki ruangan perlombaan.

Di tempat yang sama, Rektor Unhasy Prof Dr H Haris Supratno setelah pembukaan final Jawara Pesantren mengatakan sangat mengapresiasi acara tersebut. Apalagi, dari 20 finalis itu, empat di antaranya adalah mahasiswa Unhasy yang mengajukan perencanaan usaha.

“Di Unhasy, mahasiswa juga mendapatkan materi kewirausahaan, yakni delapan SKS (sistem kredit semester). Harapannya, kita ingin menciptakan wirausawahan santri,” kata Haris Supratno dengan jelas.

Selain itu, pihaknya menjelaskan jika sangat menyambut baik kegiatan pemberdayaan pesantren untuk kebaikan santri dan civitas dalam segala aspek, dari masing-masing kelompok yang terdiri dari tiga peserta tersebut.

“Banyak perusahaan termasuk Pertamina Foundation untuk memberdayakan dunia pesantren termasuk Unhasy kebetulan menjadi tempat acara grand finalnya. Prosesnya sudah lalu menyaring dari 60 menjadi 20 proposal kewirausahaan terpilih dari seluruh Jawa Timur,” tandasnya.

Sementara itu Direktur Keuangan Pertamina Foundation Medianto mengungkapkan, dari 20 finalis Jawa Pesantren itu akan diambil juara 1, 2 dan 3. Kemudian juara harapan 1, 2, dan 3. Namun demikian, semua finalis itu mendapat pendampingan khusus.

“Pada prinsipnya semua finalis itu juara. Mereka mendapatkan pendampingan khusus, semisal capacity building, komunikasi digital, dan lain sebagainya. Peserta finalis ini berasal dari Jawa Timur. Permodalan dari Rp 20 juta kami stimulan, bisa berkembang atau tidak jika bagus akan kami lanjutkan,” tuturnya.

Lanjut Medianto, kegiatan yang dimaksud dinilai menjadi tahapan awal. Pihaknya mengaku jika mencari dan menemukan ide bisnis dari santri di seluruh Indonesia, hingga ditemukan terbaik untuk dilakukan pendampingan.

“Kebetulan tahap pertama di Jawa Timur dulu,kemudian nanti akan dilebarkan sayapnya di daerah lain.Yang terpilih dapat apresiasi dan kelanjutannya akan kami dampingi terus, proses bisnisnya melalui WA ada Omah Asa, Ardaya juga mendampingi,” pungkasnya.

Sekedar diketahui bahwa, hebat, inspiratif dan patut dicontoh. Inilah potret aktivitas bisnis tiga mahasiswi dari Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Jombang yang masuk hingga jadi finalis Jawara (Jagoan Wirausaha) pesantren.

Kelompok bisnis ini sukses mencetak paving block dari sampah plastik ini, berhasil lolos dalam 20 finalis Jawara pesantren dari 60 kelompok sebelumnya.

Ketua kelompok bisnis plan paving block eco friendly ini, Laily Sa’diyah turut senang mengikuti event yang digelar setiap tahunnya tersebut. Selain membuat ia lebih kreatif, juga menjadi mahasiswa yang siap untuk menjadi pengusaha.

“Alhamdulillah kelompok kami lolos ke babak 20 finalis Jawara, meski saingannya tambah berat dengan peserta yang lolos lainnya. Ada yang dari Jombang sendiri, dan luar daerah di Jawa timur. Ya mengikuti event ini ya harus berfikir se kreatif mungkin, maka dari itu kami senang mengikutinya dari awal,” kata Laily.

Melihat cara kerja bisnis dari kelompok yang terdiri 3 mahasiswi dari Unhasy Jombang ini, kata Laily berinsiatif untuk lebih memanfaatkan sampah plastik sampah jadi bahan yang bermanfaat.

“Kan sekarang masih banyak nih, sampah-sampah yang dibuang dan dipandang sebelah mata itu. Padahal kalau dipikir lagi, dari sampah plastik itu bisa jadi kerajinan atau bisnis yang bernilai. Salah satu contoh bisnisnya ya, buat paving block yang bahannya salah satunya bisa dari sampah plastik yang kemudian di daur ulang,” jelasnya di depan ruangan perlombaan itu.

Sampah plastik didaur ulang untuk paving block. Selain hemat bahan juga menekan biaya produksi. Di samping itu, mahasiswi yang masih duduk di kursi semester 6 program Pendidikan IPA ini menjelaskan, hasil karya mereka juga bisa dipakai menjadi alat penanggulangan bencana banjir.

“Lebih hemat dan bisa lebih kuat untuk menanggulangi banjir. Apalagi di Kabupaten Jombang, sering dilanda banjir. Jadi dengan inovasi itu, kemungkinan bisa lebih hemat dan kuat mencegah banjir,” katanya.

Mereka dengan sekuat tenaga dan inovasinya hasil karyanya menjadi input bagi pemerintah untuk menahan banjir.

“Ya mungkin juga bisa jadi masukan. Tapi kan ini masih bisnis plan. Selain itu, meski nanti di akhir kompetisi masih belum beruntung jadi pemenang finalis Jawara Pesantren, setidaknya sudah menjadi mahasiswi yang mampu berdaya saing. Semuanya dari kekurangannya kami, tetap akan kami buat jadi bahan pelajaran untuk kedepannya,” pungkasnya. (Faiz)