PAMEKASAN,KANALINDONESIA.COM-Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan yang menyamakan Tembakau dan turunanya salah satu Zat Adiktif, nampaknya menjadi pembahasan penting bagi Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren (Bassra) Maduran di kegiatan Silaturrahmi Tokoh Nasional Madura yang di gelar di gedung Paguyuban Petani dfan Pedagang Tembakau se Madura (P4TM) Sabtu 27 Mei 2023.
Pihaknya menekankan dan meminta pemerintah, agar meninjau ulang tentang Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan yang menyamakan Tembakau dan turunanya salah satu Zat Adiktif tersebut.
Hal Itu dikarenakan, Ulama Bassra menilai bahwa kalimat yang tertuang di Pasal 154 dan 156 RUU Kesehatan sangat berpotensi merugikan banyak pihak khususnya para Petani Tembakau. Pihaknya khawatir, hal itu nantinya cenderung akan membuat resah bagi Petani tembakau dan Buruh Pabrik Tembakau.
“Kebetulan ada Pak Mahfud, Ahsanul Qosasi, ada Wakil Gubernur Jatim, bahwa RUU yang meseterakan rokok dengan narkoba itu bisa dicabut atau dikaji ulang,” jelas Sekretaris Jenderal Bassra Madura, KH. Moh Syafi Rofi’i, pada acara silaturrahmi dan halal bihalal Ulama dan Tokoh Madura, Sabtu (27/05/2023).
Kegiataan silaturrahmi tokoh Nasional Madura yang berlangsung di gedung Paguyuban Petani dan Pedagang Tembakau se Madura (P4TM) itu, dihadiri oleh Menkopolhukam RI, Prof. Mahfud MD, Ketua BPK RI Prof. A. Ahsanul Qosasi, Sekjen PUPR Abdul Majid, Wagub Jatim, Emil Dardak, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Ma’ruf, pimpinan DPRD dan Forkopimda se Madura.
Dikesempatan acara tersebut, Kiai Syafi juga menjelaskan bahwa ada sekitar 2 juta orang yang nasibnya bergantung pada Tembakau. Misal, petani, pedagang dan pekerja. Belum lagi pabrik rokok di Madura banyak sekali.
“Bila Tembakau disetarakan dengan narkoba, maka tentu tidak akan bisa beredar dengan bebas.” Tegas Sekretaris Jenderal Bassra Madura, KH. Moh Syafi Rofi’I.
Sementara itu, Emil Dardak,
Wakil Gubernur Jatim merasa salut dengan makna mendalam dalam bersatu dan solidnya elemen-elemen yang ingin memperjuangan petani tembakau lebih baik dan kembali jaya seperti dulu itu.a.
“Kami secara pribadi akan konsultasi dengan Bu Gubernur, karena kita tidak boleh lelah mendampingi seluruh masyarakat Madura. Apalagi jutaan masyarakat madura menggantungkan diri kepada komoditas yang ditanam yaitu Tembakau.” terang Emil Dardak,
Wakil Gubernur Jatim.
Ia menyatakan, bahwa pesan Sekjen Bassra itu merupakan amanah tanggung jawab yang patut diperjuangkan dan juga di syukuri. Atas adanya arahan ter sebut, pihaknya merasa terus dibimbing oleh para ulama dalam membuat kebijakan atau memperjuangkan yang menjadi bagian dari iktiar mensejahterakan masyarakat.
Pasalnya, Pemda dan Komisi D DPRD Jawa Timur, telah membahas Raperda tentang Perlindungan dan Pengembangan Pertembakauan di Jawa Timur. Harapanya, perlindungan dan pengembangan Tembakau dari hulu hingga ke hilir.
Itu dikarenakan, Kontribusi Jawa Timur terbesar Perindustrian 30 persen dari PDRB. Dari 30 persen itu, industri yang terbesar adalah makanan-minuman. Selanjut nomor dua adalah industri Tembakau.
“Kami senantiasa menjaga kesehatan masyarakat. Kita harapkan ada sebua harmonisasi tentang ini bisa dikembangkan dan ini bisa diselaraskan dengan realita. Bahwa baik pertanian maupun hilirnya menjadi tumpuan harapan masyarakat Jawa Timur.” Jelasnya.
Untuk itu, dirinya menegaskan bahwa pihaknya wajib membuat Raperda. Karena adalah sebuah sektor yang menjadi gantuan hidup masyarakat Jawa Timur. Termasuk konsistensi memanfaat DBHCHT harus juga jelas kontribusi, selain kesehatan tapi juga peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
“Mohon para Kiai, para Ulama kami dikawal agar istiqomah dalam penyusunan raperda ini bersama DPRD Jawa Timur,” pintanya.
Sementara itu, dikegiatan silaturrahmi tokoh Nasional Madura itu juga turut hadir Pengurus Bassra lainnya yakni, KH Rofii Baidawi (Koordinator Pusat) dan KH. Mohammad Syafik Rofii (Sekjen).
Sedangkan Koordinator Sumenep : KH DR Ahmad Fauzi Tijani, KH. Muhammad Sholahuddin A. Warits;
Untuk Koordinator Pamekasan, yakni KH. Mudhassir Badruddin dan KH. Ali Rahbini. Koordinator Sampang: KH Mahrusy Abdul Malik, KH Syafiuddin Wahid; Koordinator Bangkalan : KH Makki Nasir dan KH Imam Buchori. (/Rom/Nang/Red).