PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Usaha kripik tempe Varora di Desa Gabel, Kauman, Ponorogo telah beroperasi selama lebih dari 5 tahun.
Sejak tahun 2018, Kripik Tempe Varora komitmen pada kualitas dan kehalalan produk dan berhasil meraih sertifikat halal untuk memastikan kepuasan konsumen.
Dalam wawancara pada kamis (14/12/2023), Avika owner kripik tempe Vavora mengatakan bahwa dia memulai usaha ini dengan modal awal sekitar Rp. 70.000 dengan membuat sendiri bahan baku utamanya berupa tempe. Namun seiring meningkatnya pesanan, dia memutuskan untuk membeli tempe bakalan yang kemudian diolah secara manual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dulu saya membuat tempenya sendiri mba, kalau sekarang beli bakalan saja nanti saya racik sendiri tepungnya” ucapnya.
Dalam proses produksi, Avika dibantu oleh suaminya dalam menjalankan setiap tahap produksi seperti meracik tempe, membungkus tempe, memotong tempe, menggoreng, dan proses packing.
Pemasaran kripik tempe Varora mematok harga yang ramah di kantong, mulai dari Rp. 1.000 – Rp. 50.000 yang disesuaikan dengan permintaan konsumen.
Dengan harga per kilogram sebesar Rp. 50.000, Kripik Tempe Varora tetap menjaga keseimbangan antara kualitas dan kuantitas.
Produk ini telah berhasil merambah pasar dengan ketersediaan di toko kelontong, swalayan, dan angkringan. Keberhasilan Kripik Tempe Varora tidak hanya berbicara bisnis yang sukses, tetapi juga tentang dedikasi terhadap kualitas, inovasi dalam harga, dan dukungan komunitas lokal.
“Untuk harga kripik tempe dari Rp. 1.000 – Rp.50.000, harganya bisa disesuaikan dengan permintaan yang pesan mba,” pungkasnya. (Diyah Ayu)