SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Presuden PKS Ahmad Syaikhu mengaku perjuangan KH Bisri Syansuri untuk Indonesia tak bisa dianggap enteng. Saiku menilai Pendiri Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang ini adalah ulama yang punya keilmuan luas dan visioner. Ini disampaikan Presiden PKS kepada wartawan seusai menghadiri HAUL KH Bisri Syansur di Jombang.
“KH Bisri Syansuri merupakah tokoh NU yang dikenal dengan ilmunya yang luar biasa. Juga perjuangannya untuk Indonesia,” kata Syaikhu.
Presiden PKS itu juga memuji perjuangan KH Bisri Syansuri saat menjadi anggota DPR yang kala itu memperjuangkan UU pernikahan yang masih dipakai hingga saat. ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Syaikhu kemudian berharap perjuangan Mbah Bisri ini bisa dilanjutkan dengan oleh penerus-penerusnya. “Saat ini ada cicit beliau, Gus Muhaimin juga berjuang menjadi pimpinan nasional, sebagai calon wakil presiden RI. Mudah-mudahan dimudahkan,” kata Syaikhu.
Sementara itu Ketua DPW PKS Jawa Timur Irwan Setiawan yang ikut mendampingi Syaikhu mengaku banyak belajar dari kiprah KH Bisri Syansuri ini. Dimata Irwan Mbah Bisri adalah ulama yang suka memperdalam ilmu, tidak heran jika Mbah Bisri dikenal sebagai kiai dengan keluasan ilmunya. “Dengan keluasan ilmu dan wawasan itulah, pantas saja jika Mbah Bisri menjadi seorang yang visioner dan punya mimpi besar untuk NU dan Indonesia. Ulama yang visioner,” ujar pria 48 tahun ini.
Irwan juga mengingatkan bahwa Mbah ini orang pertama yang memutuskan membuka pondok pesantren khusus putri saat tidak banyak anak perempuan yang bersekolah.
Bagi PKS kata Irwan HAUL KH Bisri Syansuri ini, adalah momentum silaturahim dengan para kiai, habaib dan tokoh nasional. “Alhamdulillah, ini menambah semangat perjuangan PKS untuk Indonesia,” katanya.
Kedatangan rombongan Presiden PKS ini langsung disambut oleh Pengasuh Ponpes Mamba’ul Ma’arif Jombang KH Abdul Wahab Khalil dan KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam.
Hadir juga Capres dan Cawapres Anies Muhaimin, sejumlah kyai diantaranya hadir KH Said Agil Siroj, KH Marzuki Mustamar, KH Muhammad Abdurrahman Kaustar atau Gus Kaustar, Habib Umar bin Thoha dan Semarang, dan banyak ulama dan kiai lain. Nang