CIREBON, KANALINDONESIAS.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Ciayumajakuning (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan) pada Triwulan II Tahun 2024 terjaga dengan baik, didukung oleh pertumbuhan positif di berbagai sektor.
Agus Muntholib, Kepala OJK Cirebon, menyampaikan bahwa kinerja 19 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah ini mengalami pertumbuhan, terutama dalam hal penyaluran kredit yang meningkat 1,10 persen menjadi Rp2,10 triliun.
“Kita melihat adanya perbaikan kualitas kredit dengan penurunan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) dari 24,8 persen menjadi 19,78 persen,” jelas Agus saat kegiatan journalis class dengan wartawan se-ciayumajakuning di Kabupaten Kuningan, Jumat (13/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, Agus juga mencatat penurunan aset BPR sebesar 0,63 persen menjadi Rp2,66 triliun, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang turun 7,17 persen menjadi Rp2,12 triliun. Meski demikian, permodalan BPR tetap solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,23 persen per Juni 2024.
Sektor Ekonomi Utama dalam Penyaluran Kredit OJK Cirebon menyoroti tiga sektor utama yang menjadi fokus penyaluran kredit BPR di Ciayumajakuning, yaitu sektor Bukan Lapangan Usaha-Lainnya (46,85 persen), sektor Perdagangan Besar dan Eceran (36,31 persen), serta sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (4,89 persen). Penyaluran kredit BPR di wilayah ini berkontribusi 12,02 persen terhadap total penyaluran kredit BPR di Jawa Barat.
Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Selain BPR, OJK Cirebon juga melakukan pengawasan terhadap delapan Lembaga Keuangan Mikro/Syariah (LKM/S) dan dua perusahaan pergadaian di Ciayumajakuning.
“Kinerja LKM mengalami penurunan dari sisi aset, pinjaman, dan DPK, sedangkan LKMS menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan aset sebesar 10,23 persen dan DPK sebesar 63,61 persen,” ujar Agus.
Pertumbuhan Pasar Modal dan Edukasi Keuangan Di sektor pasar modal, jumlah investor di Ciayumajakuning tumbuh 5,66 persen dengan 301.598 investor hingga Juni 2024, meskipun akumulasi transaksi saham mengalami penurunan 18,35 persen. Agus menambahkan, OJK Cirebon gencar melakukan edukasi melalui Sekolah Pasar Modal (SPM) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Inklusi dan Literasi Keuangan OJK Cirebon juga menginisiasi program Duta Literasi untuk meningkatkan literasi keuangan di wilayah Ciayumajakuning.
Sebagai pilot project, program ini menggandeng 51 Duta Literasi dari Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) untuk menyampaikan edukasi keuangan kepada masyarakat.
“Kami menargetkan bisa menjangkau 7,2 juta jiwa penduduk di wilayah ini melalui berbagai program literasi dan inklusi keuangan,” ungkapnya.
Pemberantasan Keuangan Ilegal OJK Cirebon juga aktif dalam pemberantasan aktivitas keuangan ilegal seperti pinjaman online, judi online, dan aktivitas ilegal lainnya.
Hingga Agustus 2024, OJK Cirebon menerima 68 konsultasi terkait pinjaman online ilegal, dan tiga pengaduan diteruskan ke Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (SATGAS PASTI).
Melalui berbagai langkah ini, OJK Cirebon berharap dapat menjaga stabilitas sektor jasa keuangan, meningkatkan inklusi keuangan, dan melindungi masyarakat dari aktivitas keuangan ilegal.
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com