MALANG, KANALINDONESIA.COM : Sampah menjadi persoalan yang dihadapi oleh setiap pemerintah pusat termasuk juga pemerintah daerah.
Bisa dilihat, dalam kurun waktu belakang ini hampir setiap kejadian banjir di beberapa daerah disinyalir akibat penumpukan sampah yang dibuang secara sembarangan.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Sabtu (02/11/2024).
Kunjungan kerja itu dilakukan rombongan Pemkab Bogor yang diwakili Asisten II, Suryanto Putra dan diterima oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Diah Ayu Kusumadewi mewakili Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan.
Ditemui pasca kunjungan itu, Diah mengungkapkan, bahwa pihak Pemkab Bogor ingin belajar terkait penanganan Pemkot Malang yang mengusung konsep Sanitary Landfill untuk diterapkan di TPA Supit Urang.
“Kami beri gambaran bahwa konsep ini untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, kita juga bersinergi dengan Pemerintah Jerman melalui program Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM),” ujarnya.
Diah menjelaskan, bahwa penerapan Peraturan Daerah Kota Malang pada tahun 2023, yaitu semua hasil pengelolahan sampah dapat membantu Pendapatan Asli Daerah.
“Ini juga ada peran andil dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) guna merealisasikan program seperti ini. Terbaru, kita juga menjalin kerjasama dengan bank dunia dan menerima proyek pengelolahan sampah dalam bentuk Refused-Derived Fuel (RDF),” terangnya.
Sementara, Asisten II Pemkab Bogor Suryanto Putra menyebut, bahwa kunjungan kerja ini dilakukan untuk studi lapangan terkait sistem penanganan pengelolahan sampah yang ada di Kota Malang.
“Bukan tanpa alasan, Kota Malang menjadi salah satu kota rujukan yang dituju. Sudah tepat bagi kami menjadikan Kota Malang sebagai referensi, karena memang luar biasa bisa sampai menjadi pilot project program LSDP,” kata dia.
Suryanto menambahkan, pihaknya menjelaskan kondisi penanganan sampah saat ini di wilayahnya.
“Dengan wilayah kami yang terdiri dari 40 kecamatan, 435 desa, dan jumlah penduduk yang begitu besar, tentu juga menghasilkan ribuan sampah yang juga sama besarnya,” tandas dia. (Oky)
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com