SIDOARJO,KANALINDONESIA.COM : Polemik pencemaran udara yang diduga ditimbulkan oleh produsen tepung di Desa Sumberame Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik Jawa Timur, menjadi perbincangan warga sekecamatan.
Pada Kamis, (28/3/2024) warga unjuk rasa di Balai Desa Sumberame, tuntutannya, agar PT SJA menghentikan sementara kegiatannya, sebab, warga tidak kuat menahan bau busuk yang ditimbulkan.
Kala itu, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Kabid P2KLH, Jauzi, juga hadir dilokasi unjuk rasa, dan berlanjut sidak ke pabrik. Dihadapan warga dan awak media, Jauzi akan memberi sanksi ketika pabrik belum menyelesaikan tempat pengolahan limbah, dan beroperasi.
Namun, pada sidak kemarin Senin (26/11), karena ada laporan dari warga terkait dugaan pencemaran polisi udara. Ditanya soal hasil sidak oleh warga lewat telepon, Jauzi berjanji akan memberikan hasilnya. Warga menduga bahwa DLHK Kabupaten Gresik, masuk angin.
“Benar, tim kami kemarin sidak di PT SJA, namun saya tidak ikut sidak kelokasi. Yang datang ke lokasi tim kami,” kata Jauzi, saat dikonfirmasi lewat telepon pribadinya.
“Mohon maaf, pak Jauzi, indikasinya DLHK ada konspirasi dengan pabrik, hehehehe..,” kata seorang warga, dalam percakapannya dengan Kabid DLHK lewat telepon.
Dilokasi pabrik, warga tidak ketemu dengan pemilik pabrik, namun hanya ditemui oleh staf pabrik, Sonik, di desak warga soal bau tersebut, Sonik tidak dapat memberikan solusi.
“Nanti akan kami sampaikan ke pimpinan. Kemarin memang benar ada tiga orang dari DLHK Gresik yang sidak, namanya saya tidak tahu, yang mendampingi bukan saya, namun Mas Alfin, bagian Ipal,” kata Sonik. Kamis (26/11/2024).
Di sambati soal bau tak sedap itu, Kepala Dusun Grompol, Desa Sumberame, Harinanto mengatakan pihaknya hanya menampung aspirasi dari warga.
“Kami hanya menyampaikan keluh kesah warga di pabrik, terkait polusi. Nah mereka yang ngelurug ke pabrik hari ini adalah perwakilan, kalau memang tidak direspon, kami serahkan ke warga,” ujar Harinanto.
Sementara itu, Kepala Desa Sumberame, H. Sueb Wahyudi pihaknya mengatakan hanya mengikuti apa kata warga.
“Sebagai penjabat publik, kami hanya menjembatani warga dan perusahaan, yang penting sudah di sampaikan, kalau warga menghendaki pabrik ini ditutup, ya monggo saja,” jelas Abah Sueb. (Irw)
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com