JOMBANG, KANALINDONESIA.COM – Salah satu pimpinan asrama di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum (DU) Rejoso Jombang mengharuskan santrinya paham dengan politik.
Ha itu diyakini bahwa selain memiliki ilmu agama, santri juga mempunyai kelebihan di berbagai bidang. Mulai dari profesinya, segi bahasa, etika, dan sosial.
Maka itu M Syarif Hidayatullah atau pria yang kerap disapa Gus Sentot, mengharapkan santrinya di dalam naungan pesantren sudah bisa belajar tahapan memahami perpolitikan.
“Santri harus melek dan faham dengan politik, karena santri pasti akan hidup dan mengahadapi di tengah-tengah masyarakat. Jadi santri harus bergaul dan bisa ditata kembali bahasanya, atau bisa jadi nanti harus bisa bekerja sama dengan komunitas tertentu dalam suatu masyarakat,” ujarnya saat ditemui KANALINDONESIA.COM, Sabtu (12/6/2021).
Hidup ditengah-tengah perpolitikan diperlukan peran santri maupun kiai untuk mewujudkan politik yang Rahmatan Lil Alamin. Kemudian hal itu dipastikan ada di jati diri sosok santri, karena mulai dari masuk pesantren sudah diajarkan ilmu Fiddunya Wal Akhirat.
“Kedepannya mau tidak mau kami membutuhkan peran santri untuk membengun negara ini lebih baik lagi, justru dengan peran santri yang tentram dan berakhlakul karimah. Seperti kalau anggota dewan dipimpin oleh kalangan santri, saya yakin akan mengeluarkan kebijakan yang istilahnya amal makruf nahi munkar,” tutur Gus Sentot.
Memberikan contoh dari penurunan moral anak muda zaman kini, dalam penjelasan yang dibeberkan menyampaikan bahwa selain memahami perkembangan zaman juga dibutuhkan peran santri di sisi kerohaniannya.
“Maka dari itu saya harap santri ini bisa memahami politik kebangsaan, mulai dari pertemanan hingga ranah pemerintahan. Karena peran santri terhadap politik saya yakin akan menimbulkan suasana yang tentram dan penuh damai,” pungkas Gus Sentot penuh harap.(Faiz)