Komite SMA Negeri 1 Wringinanom Bahas SPM, Walimurid: Tidak Masalah

GRESIK, KANALINDONESIA.COM: Untuk menyelaraskan persepsi antara walimurid dan satuan dinas pendidikan, Komite SMA Negeri 1 Wringinanom gelar rapat kegiatan orang tua siswa kelas X, XI, XII tentang rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2021/2022, Kamis (21/10/2021).
Rapat diawali dengan perkenalan dari 8 siswa kelas XI yang menggunakan bahasa Inggris aktif. Dalam setahun ia masuk di program kelas khusus.
Adapun rencana kegiatan yang dibahas dalam rapat antara lain Sumbangan Partisipasi Masyarakat (SPM) dan laporan pertanggungjawabannya, penambahan jam dalam Pembelajaran Tatap Muka (PTM), serta menawarkan program unggulan, yakni berupa kelas khusus bagi siswa dan siswi.
Untuk PTM, sebagian walimurid usul agar jamnya ditambah, yang semula dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB sekarang ditingkatkan menjadi 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.
Sedangkan untuk pemaparan laporan pertanggungjawaban SPM dan PTM disampaikan oleh wakil komite, Sugeng, dari satuan dinas pendidikan, pihaknya menyampaikan sumbangan dana dari walimurid sudah dialokasikan semuanya.
“Sumbangan Partisipasi Masyarakat dari panjenengan sudah disalurkan semua, yakni berupa pavingisasi halaman, dan green house, halaman tersebut semula berupa hamparan rumput dan tanah, berkat partisipasi panjenengan sekarang terlihat rapi dan bersih, serta bangunan green house untuk menunjang kegiatan belajar,”papar Sugeng.
Dikatakan Sugeng,” untuk jam PTM sekarang ditambah, yang semula 2 jam sekarang menjadi 3,5 jam,”ujar Sugeng.
Dalam sambutannya, ketua Komite SMA Negeri 1 Wringinanom, H. Tohurin mengatakan, maksud dan tujuan digelarnya rembugan ini, agar tidak terjadi miskomunikasi antara satuan dinas pendidikan dan orang tua.
“Komite sebagai fasilitator antara satuan pendidikan dengan dewan guru serta pada wali murid, agar rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2021-2022 bisa berjalan dengan berimbang dan sukses,”kata dia.
Tohurin menambahkan,” singkronisasi ini juga berguna untuk menepis isu-isu miring yang beredar di tengah masyarakat. Bila ada pertanyaan, kita sudah siap jawabannya,”sambungnya.
Kepada wartawan, Bu Nik, walimurid asal Desa Sumengko, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, mengaku dengan adanya SPM ini pihaknya tidak keberatan, bahkan bayarnya sudah lunas sejak setahun yang lalu.
“Kalau menurut saya mas, sepanjang itu demi kemajuan dan menunjang kegiatan belajar mengajar tidak masalah,”katanya.
Ia menambahkan,” anak saya masuk di kelas khusus mas, selama setahun masuk di kelas khusus, hasilnya bagus, saya jadi bangga, dan antusias dalam membiayainya,”pungkasnya.(Irwan)