Jadi Korban PMK Peternak Jember Lumajang Minta Dibantu Beralih ke Ternak Air Tawar
LUMAJANG KANALINDONESIA.COM – Idul Qurban sepertinya tidak akan jadi “lebaran” membahagiakan bagi para petani dan peternak di Jember dan Lumajang. Wabah PMK – Penyakit Kuku dan Mulut yang saat ini mengganggu ternak mereka masih belum ada solusi paling ampuh sehingga tidak sedikit ternaknya mati.
“Dari keluhan yang masuk saat saya reses, dan juga data yang disampaikan di Rowo Sari Rowo Kangkung ini dan wilayah lain di Jember Lunajang. Masalah PMK menjadi keluhan utama, apalagi ini mau Hari Raya Qurban tentu harapannya dapat untung kan. Namun yang terjadi sebaliknya malah rugi,” ungkap anggota DPRD Jatim dapil Lumajang Jember Muhammad Fawait, saat menggelar reses bersama warga dan Srikandi Laskar ShaLawat Nusantara di Rowo Sari Kecamatan Rowo Kangkung Kabupaten Lumajang, Rabu (1/6/2022)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim ini, menceritakan bahwa persoalan ini bagi petani lebih berat dibanding Covid.
“Kala Covid, manusianya kena ternaknya aman, bagi petani masih ada lahan pendapatan. Nah kalau PMK ternaknya kena, trus mati petaninya kena imbas juga. sumber pendapatannya hilang, jadi susahnya dua kali. Disini dari data Pak Kades tadi ada 13 ternak yang mati, ” jelasnya.
Untuk mengantisipasi sekaligus mencari solusi, di masa reses ini Gus Mufa (sapa’an akrab Muhammad Fawait) juga mencari dengar apa yang diharapkan peternak ini.
“Rata rata mereka meminta dibantu untuk sementara bisa beralih ke ternak air tawar. Bisa Lele, ikan Nila, Gurame dan yang lainnya,” ungkap politisi yang juga Presiden Laskar shalawat Nusantara ini.
Dari keluhan ini Bendahara DPD Partai Gerindra ini mengaku akan mendesak Pemerintah Provinsi Jatim agar memberikan solusi berupa bantuan untuk meringankan beban peternak yang merugi
” Ini kan wabah, maka selayaknya Pemerintah Provinsi memberi solusi untuk mereka. Misal dengan memberi ganti rugi untuk ternak yang mati karena PMK ini, atau kalau tidak Dinas Peternakan mengumpulkan mereka dalam kelompok kelompok Peternak korban PMK, yang selanjutnya dibantu diberi modal dan pelatihan ternak air tawar, yang bisa dipanen dan dirasakan hasilnya dalam waktu empat bulan, ” ungkapnya.
Solusi ini bagi Gus Mufa adalah yang paling mungkin dilakukan sembari menunggu solusi terkait mengatasi penyakit PMK itu sendiri.
” Susah juga kan kita, karena vaksinnya saja belum ada, yang bisa kita lakukan meminimalisir terutama dampak ekominya. Maka eksekutif harus mencari solusi nya baik dampak langsung maupun dampak bawa’an,” tambahnya.
Karenanya Fraksi Gerindra akan mendesak seluruh pihakk terkait di Pemprov bekerja bersama membuat kebijakan meringankan beban peternak yang sapinya mati karena PMK. Apalagi kata Gus Mufa saat ini juga masuk tahun ajaran baru anak anak naik ke jenjang sekolah berikutnya.
“Maka saya mengusulkan Kementrian Pendidikan Nasional, juga Dinas Pendidikan di daerah daerah bisa memberi kebijakan dengan meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan untuk anak anak peternak yang dirundung masalah ini. Ini lah bagi saya solusi yang harus diambil pemerintah. Dan kami Fraksi Gerindra akan memperrjuangkan agar ini bisa diwujudkan,” pungkas politisi muda yang dinilai layak maju dalam Pilgub 2024 mendatang ini. nang
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com