SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap SMK akan menjadi agen perubahan dengan meningkatkan kualitas pendidikan di SMK agar lulusannya bisa diserap oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri Kerja (DUDIKA), sehingga tingkat pengangguran menjadi berkurang. Membuka acara EXPO DAN EXPOSE SMK-PK (SMK Pusat Keunggulan), Jum’at (29/10/2022), Khofifah menegaskan SMK PK harus menjadi solusi dari permasalahan ketenagakerjaan dan tingkat pengangguran terbuka.
“Salah satu tantangan SMK-PK adalah meningkatkan kualitas dan kinerja lembaga pendidikan agar lulusannya semakin banyak yang terserap pada DUDIKA. Saya berharap semua SMK Pusat Keunggulan dapat mengimbaskan program-programnya ke semua SMK di Jawa Timur baik SMK Negeri dan Swasta,” papar Khofifah, Jumat (29/10) yang digelar oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur menggelar
Menurut Mantan Mensos RI ini, jika SMK-PK harus mau berbagi dalam penggunaan peralatan dan sarana pembelajaran yang dibutuhkan SMK lain. “Jangan hanya antar SMK-PK, SMK-PK juga harus bekerjasama dengan SMK Non PK untuk melakukan pemetaan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh DIDUKA. SMK PK harus menjadi agen perubahan, game changer yang berinisiatif mendorong perubahan mindset SMK-SMK disekitarnya,” terangnya.
Disebutkan Khofifah, tahun ini sebanyak 229.049 siswa lulus SMK. Di mana 99.716 siswa dari SMK Negeri dan 129.333 siswa dari SMK Swasta. Lulusan sebanyak ini tegas Khofifah diharapkan menjadi modal utama pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. “SMK Pusat Keunggulan juga harus mampu menjadi penggerak pelaksanaan kurikulum merdeka, saat ini SMK-SMK di Jatim merupakan pelaksana IKM terbanyak diantara provinsi lainnya,” tambah dia.
Khofifah juga menyebut, pendidikan vokasi telah terbukti menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jatim. Ini dibuktikan dengan data Badan Pusat Statistik Jatim bahwa TPT tingkat SMK mengalami penurunan signifikan. “Melihat berbagai profesi lulusan, ada yang bekerja, ada yang berwirausaha, ini perlu adanya perubahan regulasi dari BPS terkait kategori bekerja. Karena saat ini banyak lulusan yang bekerja secara mandiri sebagai pekerja kontrak maupun freelancer yang memiliki gaji lebih besar dibanding sektor formal, tetapi tidak tercatat oleh BPS dengan kategori bekerja” jelasnya.
Dalam menekan TPT SMK, Khofifah juga meminta Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk memperkuat penerapan link & match antara SMK dengan DIDUKA untuk mewujudkan pembelajaran berorientasi demand driven. Serta penambahan porsi dan fokus pembelajaran kewirausahaan pada SMK. Sehingga kewirausahaan menjadi salah satu pilihan lulusan selain bekerja di sektor formal atau bekerja di DIDUKA. Termasuk pengelolaan tracer studi yang baik, dan mampu menghasilkan data keterserapan lulusan SMK.
“Dari data tracer study ini, kita dapat mengetahui lulusan SMK posisinya dimana. Apakah bekerja, berwirausaha, atau proses mencari kerja. Sehingga dari data tersebut sekolah dapat melakukan langkah lebih lanjut untuk peningkatan keterserapan lulusan,” terang Khofifah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi menyebut banyak produk inovatif yang telah dihasilkan SMK-PK. Diantaranya dari SMK Islam 1 Blitar yang berhasil merakit dan memproduksi mesin produk CNC Turning atau Mesin Bubut mini Berbasis Komputer. Selain digunakan sebagai media pembelajaran praktek pengoperasian mesin CNC Turning, alat tersebut juga untuk mendukung proses produksi usaha UMKM.
“Saat ini teaching factory yang dimiliki SMK Islam 1 Blitar sudah menghasilkan (empat) 4 unit mesin dan (enam) 6 unit pada tahap proses produksi dan oleh pihak terkait sedang dibantu untuk memperoleh hak patent produk,” terang Wahid.
Contoh lainnya, yakni SMK PGRI 1 Kediri dengan produk inovatif Cadillac Classic Elektric Car. “Meski mesin didatangkan secara impor, namun desain dan proses perakitan dilakukan sendiri oleh para siswa dan industri PT. Inti Maju Cemerlang sebagai mitra IDUKA sekolah yang berperan dalam pembuatan bodi. Saat ini, mobil listrik yang didesain oleh Rojiun, guru SMK PGRI 1 Kediri masih dalam tahap perizinan dan pengurusan surat jalan,” tandasnya.
Sekedar diketahui SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK) merupakan program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu. Program unggulan Kemdikbud Ristek ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan sesuai tuntutan dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja. Tak hanya itu, sebagai pilot projek SMK-PK diharapkan menjadi rujukan bagi SMK lainnya dalam peningkatan mutu pendidikan vokasi, baik hard skill maupun soft skill.
EXPO DAN EXPOSE SMK-PK (SMK Pusat Keunggulan) ini digelar dari 27-31 Oktober 2022. Sebanyak 204 SMK PK terlibat dalam kegiatan yang menjadi wadah dalam unjuk karya inovasi SMK untuk menarik DUDIKA maupun menjadi entrepreneur. nang
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com