Sektor Jasa Keuangan di Wilayah Kerja Kantor OJK Kediri Stabil dan Terjaga

ARSO 24 Jul 2023 KANAL KEDIRI, KANAL KEUANGAN
Sektor Jasa Keuangan di Wilayah Kerja Kantor OJK Kediri Stabil dan Terjaga

KEDIRI, KANALINDONESIA.COM: Otoritas  Jasa  Keuangan  Kediri  (OJK  Kediri)  menilai  kondisi Industri  Jasa  Keuangan  (IJK)  sampai  dengan  posisi  Mei  2023  dalam  kondisi  stabil dengan mencatatkan kinerja positif, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.

Perkembangan Sekror Perbankan

Kredit perbankan di wilayah OJK Kediri pada posisi Mei 2023 tumbuh 16,20 persen (yoy) menjadi sebesar Rp83,56 triliun. Sementara itu di tengah pengetatan likuiditas global, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami penurunan sebesar 0,26 persen (yoy) atau menjadi sebesar Rp93,65 triliun, sehingga LDR/FDR pada posisi Mei 2023 meningkat menjadi 89,23 persen. Namun demikian, kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,39 persen.

Likuiditas industri perbankan posisi Mei 2023 dalam level yang memadai, tercermin pada cash ratio 10,82 persen. Sementara itu, permodalan perbankan di wilayah kerja OJK Kediri terjaga di level yang solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 47,65 persen.

OJK terus menjaga ketahanan perbankan terhadap ketidakpastian kondisi global salah satunya dengan memperkuat tata kelola melalui peningkatan kompetensi, penguatan manajemen, serta penerapan anti-fraud system dalam pelaksanaan kegiatan operasional.

Di tengah kondisi pasar keuangan yang bergerak dinamis, jumlah investor sektor Pasar Modal di wilayah kerja OJK Kediri posisi Mei 2023 menunjukkan peningkatan sebanyak 87.770 SID investor atau sebesar 24,10 persen (yoy) dari 364.122 investor pada Mei 2022 menjadi 451.890 investor pada Mei 2023. Peningkatan jumlah investor didominasi oleh peningkatan investor SBN dengan peningkatan sebesar 30,99 persen (yoy), diikuti oleh investor reksadana sebesar 25 persen (yoy), dan investor saham sebesar 21,41 persen (yoy).

Dengan beragamnya produk investasi yang tidak terbatas pada jual beli saham di sektor Pasar Modal, berakibat terhadap penurunan dari segi transaksi maupun kepemilikan saham. Hal ini tercermin nilai kepemilikan saham posisi Mei 2023 mengalami penurunan sebesar 8,88 persen (yoy) menjadi Rp3,13 triliun dibandingkan posisi Mei 2022. Tren nominal transaksi saham cederung menurun tercermin dalam 12 bulan terakhir, nilai transaksi saham menurun sebesar negatif 26,35 persen (yoy) dibandingkan dengan periode bulan Mei 2022 menjadi Rp1,58 triliun.

Perkembangan Sektor Industri Keuangan Non-Bank

Pada sektor asuransi, akumulasi pendapatan premi sektor asuransi jiwa dan asuransi umum di wilayah kerja OJK Kediri selama periode Januari sampai dengan Maret 2023 mencapai Rp240,43 miliar atau turun 24,79 persen untuk asuransi jiwa dan Rp330,05 miliar atau meningkat 2,72 persen untuk asuransi umum secara yoy. Nilai outstanding piutang perusahaan pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri posisi Mei 2023 mencapai Rp5.338 miliar atau tumbuh sebesar 5,34 persen (yoy). Profil risiko Perusahaan Pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) gross sebesar 4,41 persen.

Total aset Lembaga Keuangan Mikro di wilayah kerja OJK Kediri mengalami peningkatan pada Kuartal 1 tahun 2023 yang tumbuh positif sebesar 2,18 persen yoy atau mencapai Rp115,63 miliar. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan kredit LKM yang tercatat meningkat sebesar 8,14 persen secara yoy menjadi sebesar Rp82,65 miliar.

Sampai dengan posisi bulan Mei 2023, jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah Kantor OJK Kediri berjumlah 11 (sebelas), yang terdiri dari 7 (tujuh) LKM Konvensional dan 4 (empat) LKM Syariah Bank Wakaf Mikro.

Pelaksanaan Edukasi dan Pelindungan Konsumen

Sejak Januari sampai dengan Juni 2023, Kantor OJK Kediri telah melaksanakan 35 kegiatan edukasi keuangan dengan total peserta sebanyak 5.100 orang dari kelompok pelaku UMKM, guru, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum di wilayah eks-karesidenan Kediri-Madiun. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan OJK, perencanaan keuangan, SLIK, Fintech P2P Lending, alternatif pembiayaan, investasi di pasar modal, waspada investasi ilegal, dan kejahatan keuangan digital.

Pada tahun 2023, fokus peningkatan literasi keuangan adalah membangun literasi keuangan masyarakat daerah melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, perangkat desa, penggerak PKK desa, dan mahasiswa KKN dengan sasaran prioritas yaitu pelajar/santri, UMKM, penyandang disabilitas, dan masyarakat daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Dari kegiatan edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap fungsi dan tugas OJK serta terhindar dari penawaran investasi illegal maupun kejahatan keuangan digital.

OJK Kediri telah menerima layanan pengaduan konsumen sektor jasa keuangan sebanyak 164 pengaduan dengan 3 besar topik pengaduan terkait restrukturisasi/relaksasi kredit/pembiayaan (47 pengaduan), data SLIK (29 pengaduan), dan permintaan dokumen informasi produk (14 pengaduan).

Sedangkan berdasarkan jenis industri, sebagian besar dari pengaduan yang diterima berasal dari konsumen industri perbankan (73,17 persen) dan perusahaan pembiayaan (19,51 persen).

Selain memberikan layanan pengaduan konsumen, Kantor OJK Kediri juga memberikan layanan konsultasi melalui walk in dan telepon dengan total sebanyak 204 dan 39 layanan.

Sementara itu, layanan permintaan SLIK sejak Januari sampai dengan Juni 2023 tercatat sebanyak 2.849 layanan.

Perkembangan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah(TPKAD)

Hingga Juni 2023, di wilayah kerja Kantor OJK Kediri telah terbentuk 8 (delapan) TPAKD tingkat Kota/Kabupaten. OJK terus bekerjasama dengan seluruh Pemerintah Daerah terakit, serta Lembaga Jasa Keuangan dalam upaya mengakselerasi perluasan akses keuangan di daerah melalui beragam program edukasi   satu   rekening   satu   pelajar   (KEJAR),   simpanan   pelajar   (SIMPEL),   Laku Pandai, maupun penyaluran kredit/pembiayaan melawan rentenir.

Salah satu program unggulan yang tengah dikembangkan bersama dengan TPAKD Kabupaten Kediri yaitu melalui program pembangunan Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Desa Petungroto, Kabupaten Kediri serta TPAKD Kota Kediri melalui program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) yang memberikan penyaluran kredit kepada masyarakat Kota Kediri dengan bunga 2% per tahun yang dikenal dengan KURNIA atau Kredit Usaha Melayani Warga Kota Kediri bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMTK Kota Kediri.

Melalui keberadaan TPAKD diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat terhadap layanan jasa keuangan sehingga peningkatan literasi dan inklusi keuangan dapat dilakukan secara merata dan dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.