KEDIRI, KANALINDONESIA.COM: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri menilai kinerja Industri Jasa Keuangan di wilayah kerja OJK Kediri posisi Mei 2024 tumbuh stabil dengan menunjukkan kinerja positif didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.
Pertumbuhan tersebut tidak hanya tercermin dari peningkatan kredit di sektor Perbankan, tetapi juga dari peningkatan penyaluran pembiayaan di Perusahaan Pembiayaan serta peningkatan jumlah Single Investor Identification (SID) di sektor Pasar Modal.
Kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen terus diperkuat melalui beragam kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data sektor Perbankan menunjukkan pertumbuhan positif, baik pada penyaluran kredit maupun penghimpunan dana. Kredit perbankan di wilayah OJK Kediri posisi Mei 2024 tumbuh 0,93 persen (yoy) menjadi sebesar Rp85,05 triliun yang didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 61,88 persen dari total kredit. Kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,40 persen yang menunjukkan sedikit kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri masih didominasi kepada 3 (tiga) sektor ekonomi utama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 25,53 persen, Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga (kepemilikan rumah, kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau rukan, kepemilikan kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sebesar 22,75 persen, dan Industri Pengolahan sebesar 16,65 persen.
Sementara itu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) posisi Maret 2024 tumbuh sebesar 8,19 persen (yoy) atau menjadi sebesar Rp101,32 triliun. Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK didominasi oleh tabungan dan deposito masing-masing sebesar 63,11 persen dan 25,67 persen. Selanjutnya, kinerja industri BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja OJK Kediri berada dalam kondisi terjaga dengan permodalan yang solid pada Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 43,78 persen, tingkat ketersediaan likuiditas memadai tercermin dari cash ratio sebesar 11,35 persen dengan rasio LDR/FDR sebesar 99,20 persen.
Tingkat inklusi Pasar Modal di wilayah kerja OJK Kediri terus menunjukkan pertumbuhan positif tercermin dari pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) yang mencapai 20,26 persen (yoy) menjadi 533.619 SID. Peningkatan jumlah investor masih didominasi oleh investor saham sebesar 25,30 persen (yoy), diikuti oleh investor Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat sebesar 20,00 persen (yoy), dan investor Reksadana yang meningkat sebesar 18,01 persen (yoy).
Nominal transaksi saham pada April 2024 (yoy) meningkat sebesar 22,96 persen (yoy), sejalan dengan peningkatan kepemilikan saham pada periode yang sama sebesar 9,09 persen (yoy). Kondisi tersebut disebabkan adanya tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di mana tercatat kinerja IHSG pada perdagangan April 2024 ditutup di level 7.234,20 atau menguat 4,61 persen lebih tinggi dari pencapaian April 2023 yang berada di level 6.915,72.
Nilai outstanding piutang Perusahaan Pembiayaan posisi April 2024 mencapai Rp6.504,91 miliar atau tumbuh sebesar 8,48 persen (yoy), namun diikuti dengan peningkatan jumlah pembiayaan bermasalah yang mengakibatkan peningkatan rasio Non Performing Financing (NPF) gross dari sebelumnya sebesar 4,30 persen pada April 2023, menjadi sebesar 4,45 persen.
Nilai outstanding piutang Perusahaan Modal Ventura posisi April 2024 mencapai Rp279,41 miliar atau mengalami penurunan sebesar 21,76 persen (yoy), disebabkan adanya ketidakpastian kondisi ekonomi sehingga investor lebih selektif dalam menyalurkan pendanaan. Penurunan piutang Perusahaan Modal Ventura diiringi dengan peningkatan pembiayaan bermasalah berdampak terhadap peningkatan rasio Non Performing Financing (NPF) gross dari sebelumnya sebesar 10,54 persen pada April 2023, menjadi sebesar 16,71 persen.
Pada sektor asuransi, pendapatan premi sektor asuransi jiwa di wilayah kerja OJK Kediri selama Maret 2024 sebesar Rp223,78 miliar atau mengalami penurunan sebesar 6,93 persen (yoy). Pada periode yang sama, pendapatan premi untuk asuransi umum mencapai Rp80,89 miliar atau menurun 9,74 persen (yoy).
Total aset Lembaga Keuangan Mikro di wilayah kerja OJK Kediri mengalami peningkatan pada posisi Desember 2023 sebesar 0,68 persen (yoy) atau mencapai Rp119,28 miliar. Namun disisi lain, pembiayaan LKM tercatat mengalami sedikit penurunan sebesar 1,97 persen (yoy) menjadi sebesar Rp77,34 miliar yang disebabkan adanya percepatan pembayaran angsuran pinjaman. Sampai dengan Juni 2024, terdapat 12 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah Kantor OJK Kediri, yang terdiri dari 8 LKM Konvensional dan 4 LKM Syariah (Bank Wakaf Mikro).
Layanan Konsumen Sektor Jasa Keuangan oleh OJK Kediri
Sebagai upaya pelindungan konsumen, OJK Kediri menyediakan layanan Konsumen berupa pemberian maupun penerimaan informasi, konsultasi, maupun pengaduan masyarakat terkait sektor jasa keuangan. Sampai dengan Juni 2024, OJK Kediri telah menerima permintaan layanan konsumen sebanyak 648 layanan yang meliputi 348 surat pengaduan, 255 permintaan konsultasi dan informasi melalui walk in, serta 45 melalui telepon.
Tiga besar topik pengaduan yang disampaikan antara lain perihal restrukturisasi/relaksasi kredit/pembiayaan (169 pengaduan), data SLIK (117 pengaduan), dan Fraud Eksternal (Penipuan, Pembobolan Rekening, Skimming, Cyber Crime) (54 pengaduan). Berdasarkan klasifikasi industri, sebagian besar pengaduan yang diterima berasal dari konsumen sektor Perbankan (60,49 persen) dan sektor perusahaan pembiayaan (21,14 persen).
Sampai dengan Juni 2024, OJK Kediri telah menerima dan menyelesaikan permintaan SLIK sebanyak 4.467 layanan, adapun rinciannya sebagai berikut:
Sementara itu untuk mendukung peningkatan literasi keuangan di wilayah kerja OJK Kediri, pada bulan Juni 2024 telah dilaksanakan beberapa kegiatan terkait dengan upaya peningkatan literasi dan inklusi Keuangan yang melibatkan TPAKD dan stakeholder, antara lain:
- Edukasi pada acara Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) ke-3 Forum Nasional Mahasiswa Manajemen Keuangan Syariah (FORNAS MAKESYA) di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
- Literasi dan Percepatan Akses Keuangan Untuk Peserta Pelatihan Kewirausahaan (Kediri Pehneur).
- Sosialisasi POJK 22 Tahun 2023 tentang Pelindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan untuk Lembaga Jasa Keuangan di Wilayah Kerja Kantor OJK Kediri.
- Edukasi Keuangan Tahap I Implementasi Desa EKI Desa Krenceng Kec. Nglegok Kab Blitar.
- Edukasi Keuangan Kepada Nelayan Kab. Tulungagung.
- Karya Kreatif Mataraman 2024 “Anti FOMO: Kreatif Berinvestasi di Era Digital”
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com