Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di Mrican Ponorogo Resmi Beroperasi

PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mrican, Kecamatan Jenangan, Ponorogo Resmi Beroperasi, Sabtu (10/8/2024).
Hal ini ditandai dengan pembunyian sirine tanda telah beroperasinya fasilitas daur ulang sampah satu-satunya di Ponorogo tersebut oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko bersama dinas terkait.
Diketahui, fasilitas pengolahan sampah tersebut terealisasi atas kerjasama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan PT. Bumi Ekonomi Sirkular (BES) dengan nilai investasi sebesar 8 milyar rupiah dan dibangun dalam kurun waktu 2 tahun.
Sugiri berharap fasilitas yang sudah resmi beroperasi ini mampu mengolah sampah harian di Ponorogo yang jumlahnya mencapai 120 ton menjadi pupuk organik dan Refuse Derived Fuel (RDF) atau kripik sampah.
“Hari ini kita selesai membangun TPST Mrican, rencananya total sampah yang bisa diolah sebanyak 120 ton dalam sehari dan akan diolah menjadi barang yang lebih berguna seperti RDF dan pupuk organik,”ucapnya.
Dia lalu mengajak masyarakat untuk tak segan memilah sampah sebelum dibuang, alasanya agar mempermudah proses daur ulang.
“nanti sampah-sampah dari seluruh wilayah Ponorogo terutama 5 pasar besar yang ada akan kami olah disini. Maka ayo pilah sampah sesuai jenisnya agar pengolahan sampah bisa maksimal,”ajaknya.
Sementara itu, Gulang Winarno kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ponorogo mengungkap bahwa Refuse Derived Fuel (RDF) atau kripik sampah akan dikirim oleh PT. BES untuk dijadikan bahan campuran semen.
“RDF itu gunanya seperti untuk bahan campuran semen. Sehari kalau sudah normal tingkat produksi RDF bisa 30 ton. SEdangkan sampah yang masuk itu ada 70 ton lebih perhari. Nah untuk pengelolaan terkait RDF, PT. BES bekerjasama dengan RESINERGI,”lanjutnya .
Diketahui, RESINERGI adalah sebuah perusahaan dengan inovasi yang fokus pada pengelolaan sampah terpadu yang berkelanjutan.
Gulang mencatat, bahwa dalam 5 tahun gunungan sampah di Mrican sudah berkurang dan dilakukan Revitalisasi lahan agar kembali produktif.
“Targetnya sehari bisa kurangi gunungan sampah sebanyak 30 ton, dan dalam 5 kami harap gunungan sampah di belakang (TPA Mrican, red) bisa terolah semua dan rata dengan tanah agar lahan ini bisa ditanami pohon kembali dan hijau,”ungkapnya.
Bentuk kerjasama yang dijalin, Gulang menambahkan bahwa Pemkab Ponorogo akan mendapat Pupuk organik sebagai bagi hasil atas pengolahan sampah yang ada, sedangkan PT. BES akan mendapat Refuse Derived Fuel (RDF) atau kripik sampah.
“Kami (Pemkab Ponorogo, red) mendapat bagian Pupuk organik, sedangkan RDFnya milik PT. BES,”pungkasnya. (Imam_kanalindonesia.com)