Parah, Proyek JITUT di Desa Pulolor Jombang Diduga Mangkrak dan Bermasalah

JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Parah nampaknya jadi kata yang cocok jika melihat kondisi proyek Pembangunan Jaringan Irigasi Tersier Usaha Tani (JITUT) di Desa Pulolor, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Bagaimana tidak, dengan anggaran yang mencapai 100 juta bak tak terlihat hasilnya.
Lantas warga menyebutnya diduga terjadi masalah. Seperti yang diungkapkan salah satu warga setempat, Joko Fattah Rochim. Menurutnya, selain proyek pengajuan hingga teknis pengerjaannya asal-asalan, juga hasilnya yang terjadi tidak dapat dimanfaatkan.
“Sebenarnya pengajuannya ini sudah akal-akalan, irigasi ini masih layak tapi dibongkar lagi untuk proyek JITUT dengan alasan ngrembes. Boleh dilihat sendiri hasilnya sudah di tahun 2025 malah tidak jadi dan asal-asalan begini. Rusak, mangkrak akhirnya tidak bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Fattah sembari menunjukkan kondisi proyek pembangunan JITUT yang sudah retak.
Pantauan dari papan Informasi yang terpasang, proyek JITUT tersebut menghabiskan dana sebesar 100 juta dari APBN tahun 2024. Untuk volume pengerjaan proyek yang terletak di Dusun Pulo Kulon ini, 10,70×1,00×90,50m.
“Jelas ini ada BPD yang terlibat, dan saya sudah komunikasi dengan kejaksaan harus ditegaskan dengan melakukan pemanggilan dan pemeriksaan. Hal itu untuk mengetahui kesalahan ada di pihak mana, dinas pemberdayaan masyarakat desa atau pemerintah desanya,” kata pria yang juga merupakan Ketua Forum Rembuk Masyarakat Jombang (FRMJ) ini.
Tak sampai disitu saja, Fattah juga menilai jika pengerjaan proyek dari anggaran dana desa itu dipihak tiga kan. Sehingga pihaknya menyebutkan tidak ada padat karya masyarakat pada pengerjaannya.
“Nah yang dirugikan siapa kalau mangkrak dan tidak bermanfaat, ya masyarakat. Hilang juga yang namanya padat karya, setelah mengetahui pengerjaan dikontrakkan. Dan harapannya ya yang berwenang turun untuk mengatasi dan menindaklanjuti kasus ini, parah,” imbuhnya memungkasi.
Sekadar diketahui hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi terhadap pemerintah desa setempat masih buntu. Bahkan saat diupayakan untuk mengkonfirmasi melalui sambungan telepon, hingga kini masih belum ada jawaban.(Faiz)