Pakar Ekonomi Unair Soroti Harga Beras yang Melonjak

- Editor

Jumat, 8 Maret 2024 - 19:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SURABAYA, KANALINDONESIA.COM: Saat ini mayoritas masyarakat Indonesia tengah risau, akibat kenaikan harga beras yang melonjak tinggi sejak awal tahun 2024. Fenomena kenaikan itu mulai terlihat per 16 Februari 2024, hal ini memicu polemik dalam negeri. Hal ini berdampak langsung pada kondisi perekonomian masyarakat.

Melihat situasi ini, Pakar Ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Sri Herianingrum SE MSi menyebutkan bahwa kenaikan harga beras merupakan masalah yang krusial bagi bangsa ini.

“Ini jelas masalah krusial, terutama beras adalah makanan pokok bagi rata-rata seluruh penduduk Indonesia,” jelasnya kepada tim Unair News. Jumat, (08/3/2024).

Menurutnya untuk mensubstitusi beras dengan makanan lain, kecil kemungkinannya mengingat beras merupakan kebutuhan pokok. Ia juga menekankan terkait pentingnya menjaga stok dan suplai beras kapanpun dan dalam kondisi apapun.

“Jika terjadi kenaikan harga beras, sementara permintaan tetap tapi suplai menurun. Ini mengakibatkan timbul permasalahan dan harus segera teratasi,” terang Prof Sri.

El Nino dan Jelang Ramadan

Lebih lanjut, Pakar Ekonomi UNAIR itu mengatakan bahwa, kenaikan harga beras saat ini karena beberapa faktor. Mulai dari adanya masalah perubahan iklim dan el nino yang mengakibatkan daerah sentra produksi beras terganggu dalam proses produksi gabah hingga menjadi beras.

“Beberapa daerah sentra produksi kebanjiran, sementara yang lain kekeringan akibat kurangnya curah hujan,” ujar Prof Sri.

Selain sebab cuaca, Prof Sri Herianingrum mengatakan lonjakan harga beras semakin naik, salah satunya karena inflasi jelang momen Ramadan. Sehingga harga beras cenderung naik, karena meningkatnya permintaan beras oleh masyarakat.

Menurut analisisnya, tingginya harga beras berdampak pada masyarakat utamanya kelas menengah ke bawah atau grass root. Pasalnya, sehari-harinya saja mereka kesulitan untuk membeli beras dengan kualitas medium bahkan premium, apalagi dengan adanya fenomena ini.

“Hal ini cukup memperhatikan karena (mereka) harus beralih ke makanan yang lebih murah. Padahal substitute atau (pengganti beras) seperti jagung atau tiwul pun mengalami kenaikan harga,” tebarnya.

Kebijakan dan Upaya Ketahanan

Dalam upaya mengatasi permasalahan itu, Prof Sri Herianingrum menegaskan bahwa, kebijakan yang biasa pemerintah lakukan adalah impor beras. Lalu, kebijakan pemerintah dengan BULOG dengan simpanan beras untuk mengatasi situasi dan kelangkaan seperti saat ini melalui program SPHP (Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan).

“Pemerintah membuka kepada kelompok usaha, untuk mengajukan pembelian beras sekian kwintal, beberapa minimarket menjual beras 5 kg seharga 54-55 ribu,” tukasnya.

Terakhir, Prof Sri Herianingrum mengatakan solusi untuk permasalahan ini adalah dengan upaya ketahanan pangan melalui kesejahteraan dan subsidi untuk petani. Menurutnya, selama ini petani seringkali mengalami keterbatasan produksi, mulai dari pengeringan gabah menjadi beras.

Ia menekankan subsidi bantuan petani dari proses input hingga proses distribusi.

“Pemerintah dapat memberikan bantuan kepada petani hingga masa panen, dengan memberikan alat produksi pertanian, mengintensifkan koperasi bagi Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani),” tutup Prof Sri. (ari)

Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com

Berita Terkait

KPU Serahkan Hasil Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim terpilih kepada DPRD Jatim , Pelantikan Menunggu Kemendagri
Satlantas Polres Pacitan Laksanakan Cipkon Harkamtibmas, Amankan 27 Sepeda Motor Brong
Jatim Provinsi Penghasil Beras Tertinggi di Indonesia Konsisten Sejak 2020- 2024, Khofifah Pastikan Siap Dukung Swasembada Pangan Nasional
AKP Inggit Prasetyanto Serap Aspirasi di Pendopo Pemdes Wringinanom, Ini Pesannya
Pemkab Sidoarjo Dukung Pengembangan BUMDes Sebagai Destinasi ODL
Sidak Gedung SDN Kedungsumur Sidoarjo Yang Rusak, Ini Pesan Dhamroni Chludori Kepada Sekdin Pendidikan
Unidha Malang Buka Suara Soal RKUHAP
KPU Ponorogo Serahkan SK Penetapan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih dalam Pilkada Serentak 2024

Berita Terkait

Sabtu, 8 Februari 2025 - 13:47 WIB

KPU Serahkan Hasil Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim terpilih kepada DPRD Jatim , Pelantikan Menunggu Kemendagri

Sabtu, 8 Februari 2025 - 11:39 WIB

Satlantas Polres Pacitan Laksanakan Cipkon Harkamtibmas, Amankan 27 Sepeda Motor Brong

Jumat, 7 Februari 2025 - 21:59 WIB

AKP Inggit Prasetyanto Serap Aspirasi di Pendopo Pemdes Wringinanom, Ini Pesannya

Jumat, 7 Februari 2025 - 21:27 WIB

Pemkab Sidoarjo Dukung Pengembangan BUMDes Sebagai Destinasi ODL

Jumat, 7 Februari 2025 - 21:15 WIB

Sidak Gedung SDN Kedungsumur Sidoarjo Yang Rusak, Ini Pesan Dhamroni Chludori Kepada Sekdin Pendidikan

Jumat, 7 Februari 2025 - 20:29 WIB

Unidha Malang Buka Suara Soal RKUHAP

Jumat, 7 Februari 2025 - 19:40 WIB

KPU Ponorogo Serahkan SK Penetapan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih dalam Pilkada Serentak 2024

Jumat, 7 Februari 2025 - 15:03 WIB

KAI Buka Pemesanan Tiket Lebaran, Catat Jadwalnya Agar Tidak Kehabisan, Terdapat 5 KA Keberangkatan dari Daop 7 Madiun

KANAL TERKINI

KANAL NASIONAL

BMKG: Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi 8-9 Februari

Sabtu, 8 Feb 2025 - 12:08 WIB

KANAL NASIONAL

Ketua Umum SMSI Temui Mensos Bahas Sinergi dalam Peringatan HPN 2025

Sabtu, 8 Feb 2025 - 10:35 WIB