Kakak Sanja menjelaskan. Ayah mereka juga berubah. Jazil tak lagi diterima.
Jazil orang Madura. Ayah Sanja tokoh Dayak. Bahaya di mana-mana.
Semua daun-dan ranting menjadi mata-mata. Mencari siapa pun orang Madura.
Juga suku Dayak yang membantu Madura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Itulah hari terakhir Jazil di Kota Sampit.
Ia mengungsi ke Jawa Timur,
naik kapal yang dikawal TNI angkatan laut.
Di tengah laut, di malam itu, di perjalanan keluar dari Kalimantan, di geladak kapal, Jazil berteriak:
“Sanja, Sanja, tunggu aku. Segera aku kembali. Tunggu akuuuuuuuu.”
Tidak jelas sama sekali, kecuali bahwa perbedaan identitas etnis yang memaksa mereka berpisah, apa yang sebenarnya harus memisahkan mereka yang akan menuju pelaminan itu. Kekerasan adalah satu-satunya asal perpisahan.
Ayah Jazil meninggal setelah dibunuh dan dipancung kepalanya oleh salah satu warga suku Dayak, padahal keluarga mereka telah menjadi orang lokal sejak bermigrasi tahun 1930.